Jakarta, Senja News – Beberapa hari lalu cukup banyak beredar foto dan video mengenai kekejaman Rusia terhadap Ukraina. Namun, tampaknya hal tersebut tidak sesuai dengan kondisi sesungguhnya. Hal tersebut langsung mendapat respon dari petinggi Rusia.
Pasalnya, pihak Rusia tidak pernah melakukan penyerangan dengan bom berat. Apalagi membantai warga sipil yang tidak bersalah. Alexander Bastrykin selaku Komite Investigasi Rusia langsung memberi instruksi untuk segera dilakukan analisis laporan pembunuhan.
Beredarnya foto dan video tersebut, menjelaskan seolah negara yang sedang tidak akur dengan Ukraina itu, melakukan gencatan senjata besar-besaran. Bahkan terdapat tudingan bahwa pihaknya sengaja melakukan genosida pada Ukraina.
Tetapi sayangnya, berita buruk tersebut menyebar dengan cepat. Beberapa negara Barat telah menyusun rencana untuk memberikan sanksi kepada Rusia atas kekejaman yang dilakukan terhadap warga Ukraina.
Melihat situasi yang semakin rumit, Kantor Kepresidenan membantah segala tudingan yang diberikan kepada negaranya terkait pembunuhan kejam di Buncha. Ia mempertanyakan tingkat kevalidan laporan yang sudah menyebar luas tersebut.
Menanggapi serius tudingan tersebut, Rusia membuat pengajuan rapat darurat kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Rapat ditujukan untuk membahas mengenai insiden yang tengah terjadi di Buncha, Ukraina.
Lagi-lagi, usaha pihak Rusia gagal. Inisiatif baiknya dalam menjelaskan kesalahpahaman tersebut tampaknya harus di blokir oleh PBB. Sehingga, saat ini Komite Investigasi masih memiliki catatan buruk di berbagai negara.
Bahkan, lembaga Investigasi dinyatakan memiliki riwayat buruk jauh sebelum peperangan bersama Ukraina. Hal ini tampak pada pandangan bahwa lembaga tersebut sering melakukan penyelidikan dengan motif politik. Seperti kasus kriminalisasi pada aktivis.
Baca juga : Indonesia Bawa Hasil Memuaskan di AFF Futsal Championship 2022