Senja News – Pada tanggal 6 Januari 2024, PBB menyimpulkan bahwa tidak ada “zona aman” di Gaza, termasuk kota Rafah, meskipun serangan dari Israel terus berlanjut.
Pada bulan Januari, sekitar 1,5 juta dari total 2,3 juta penduduk Gaza berdesakan di wilayah tersebut, yang memiliki luas sekitar 25 mil persegi di perbatasan dengan Mesir. Pada awal Februari, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan rencana serangan darat terhadap Rafah, yang diingatkan oleh PBB dapat mengakibatkan “tragedi yang tak terkatakan”.
Ini telah mengancam para pengungsi Palestina di wilayah tersebut.
Ancaman tersebut mulai terealisasi ketika Israel memerintahkan sekitar 100.000 orang untuk mengungsi ke “daerah aman” di wilayah kantong Palestina.
Tank-tank Israel kemudian mengambil alih perbatasan Rafah, yang merupakan satu-satunya bagian perbatasan yang belum sepenuhnya dikuasai oleh Israel.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyatakan bahwa serangan terhadap Rafah akan menjadi kesalahan strategis, bencana politik, dan mimpi buruk kemanusiaan.