Senja News – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan lebih dari 1% pada perdagangan Selasa (21/5/2024), berlawanan dengan tren kenaikan beberapa hari sebelumnya. IHSG ditutup turun 1,11% ke level 7.186,04, kembali ke level psikologis 7.100 setelah sebelumnya sempat mencapai 7.300.
Nilai transaksi pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 12 triliun dengan volume transaksi 15 miliar lembar saham yang ditransaksikan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 211 saham naik, 350 saham turun, dan 213 saham stagnan.
Tiga sektor utama yang menekan IHSG adalah konsumer non-primer (1,62%), keuangan (1,54%), dan properti (1,17%). Saham-saham perbankan besar, seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), menjadi kontributor terbesar dalam penurunan ini dengan penurunan mencapai 27,2 poin indeks.
Penurunan IHSG terjadi karena minggu perdagangan yang pendek hanya tiga hari akibat libur panjang Hari Waisak, menyebabkan investor cenderung kurang aktif dan lebih banyak melakukan aksi profit taking. Selain itu, investor menantikan keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan pada hari Rabu.
BI mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari ini dan besok, dengan perhatian pasar tertuju pada kebijakan suku bunga acuan. Pada April 2024, BI mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) ke level 6,25% untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dan memastikan inflasi sesuai target 2,5% ± 1% untuk tahun 2024-2025.
Di sisi lain, pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), memberikan komentar terkait inflasi dan suku bunga, menyatakan bahwa inflasi belum menuju target 2%. Mereka menyerukan kehati-hatian dalam kebijakan, dengan Wakil Ketua Fed Philip Jefferson dan Wakil Ketua Pengawasan Fed Michael Barr mengindikasikan perlunya waktu lebih lama untuk kebijakan pembatasan berfungsi penuh.