Google AI Sarankan Memasak Pizza dengan Lem

Senja News –  baru saja meluncurkan pencarian berteknologi kecerdasan buatan () di Amerika Serikat. Sayangnya, ini menghadapi banyak masalah, termasuk memberikan saran untuk menggunakan lem sebagai bahan membuat pizza.

Fitur AI baru ini bernama AI Overviews. Jutaan pengguna di sudah bisa mencoba fitur ini di Chrome, Firefox, dan aplikasi Google.

AI Overviews menggunakan teknologi AI generatif, seperti yang digunakan di , untuk membuat ringkasan dari seluruh hasil pencarian. Misalnya, jika pengguna mengetik “bagaimana cara menjaga pisang lebih awet”, Google tidak lagi hanya memberikan deretan tautan, tetapi AI akan menampilkan tulisan singkat dengan saran untuk menyimpan pisang di tempat yang sejuk, gelap, dan jauh dari lainnya.

Namun, beberapa pengguna melaporkan bahwa Google memberikan jawaban yang aneh dan bahkan berbahaya untuk beberapa pertanyaan. AI Overviews Google, misalnya, pernah menyatakan bahwa “astronot pernah bertemu kucing di Bulan, kemudian bermain dengan mereka, dan merawatnya.”

Contoh lain adalah rekomendasi untuk “memakan satu batu kecil per hari” karena “bebatuan adalah sumber dan vitamin yang vital.” Selain itu, Google juga memberikan pizza yang menggunakan lem sebagai topping.

Science Alert memperkirakan alasan Google mengeluarkan hasil aneh ini adalah karena perangkat AI tidak bisa membedakan antara konten yang benar dan konten . Google mungkin menyarankan memakan batu karena perangkat AI-nya hanya menemukan satu artikel tentang batu sebagai , yang berasal dari artikel satir di media The Onion. Karena AI Google tidak menemukan artikel lain sebagai bahan pembanding, artikel tersebut digunakan sebagai sumber kesimpulan.

Permasalahan ini muncul karena AI Google tidak memiliki nilai seperti manusia. Mereka dan bertindak berdasarkan informasi yang diambil dari .

Keanehan serupa jarang muncul di Google Search di masa lalu karena Google sangat berhati-hati dalam memperkenalkan pembaruan di produk terpopulernya itu. Teknik yang mereka gunakan, bernama RLHF (reinforcement learning from human feedback), melibatkan manusia untuk membuang hasil-hasil pembelajaran mesin yang aneh.

Namun, kini Google harus mengejar ketertinggalannya dari perusahaan yang sudah lebih dulu meluncurkan platform AI, seperti OpenAI dan . Dalam upaya mengejar ketertinggalan ini, Google tampaknya lebih longgar dalam mengintegrasikan teknologi AI di produk mereka.

Baca juga

Related posts

Mau Beli Suzuki Jimny 5 Pintu? Ini Waktu Indennya

Saksi Ungkap Pemotor Tewas di Jakbar: Kepala Tertusuk Besi Separator

Respons Bijak Suami Kiki Amalia Soal Tambah Momongan