Senja News – Denpasar (ANTARA) – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN tetap mempertahankan keputusan untuk tidak segera menaikkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) setelah Bank Indonesia (BI) meningkatkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 6,25 persen, sebagai strategi untuk mengurangi potensi kredit bermasalah (NPL).
“Kami dari pihak bank tidak serta merta langsung menaikkan suku bunga KPR,” ujar Deputi Regional Manager (DRM) Business Kantor Wilayah III BTN, Carly Tambunan, dalam sebuah diskusi tentang harga properti di Denpasar, Bali, pada hari Jumat.
Menurutnya, peningkatan suku bunga KPR secara langsung dapat meningkatkan angka kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) karena dapat mempengaruhi kemampuan para debitur untuk membayar cicilan.
Dampaknya, tambahnya, adalah para debitur mungkin tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran atau bahkan mengalami tunggakan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan inflasi.
“Jika kami menaikkan harga atau suku bunga KPR, debitur akan protes karena kami memiliki tiga hingga empat juta debitur aktif, dan jika suku bunga KPR dinaikkan, ini akan berdampak luar biasa,” tambahnya.
Meskipun demikian, dia mengakui bahwa peningkatan suku bunga acuan berpotensi meningkatkan harga jual rumah.
“Biasanya, harga rumah terkait dengan komponen yang dapat mengalami kenaikan harga, seperti besi, semen, dan lain-lain,” katanya.
Sementara itu, secara nasional, selama tahun 2023, bank BUMN ini berhasil menurunkan NPL menjadi 3,01 persen, dan pada tahun 2024, ditargetkan bahwa NPL akan berada di bawah kisaran tiga persen.
Selama tahun 2023, BTN telah menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp333,7 triliun, meningkat sebesar 11,9 persen dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp298 triliun.
Dalam hal penyaluran KPR subsidi, BTN telah mencapai Rp161,7 triliun pada tahun 2023, meningkat sebesar 10,9 persen dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai Rp145,86 triliun.
Sementara itu, KPR non-subsidi juga tumbuh sebesar 9,5 persen menjadi Rp96,17 triliun pada tahun 2023, dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp87,82 triliun.
Sebelumnya, BI telah meningkatkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen pada 23-24 April 2024, sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah.