Senja News – Seorang siswi SMA di Lapang Cangeher, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, yang bernama Kayla Nur Syifa (16), meninggal dunia setelah mengikuti seleksi peserta Paskibraka. Siswi kelas 10 SMA I Cisaat itu meninggal setelah mengikuti tes lari.
“Almarhumah sempat mengikuti tes lari, sebelumnya juga diperiksa kesehatannya lagi, termasuk dengan tes detak jantung. Dia ditanya apakah ada keluhan, dan ternyata tidak ada. Setelah itu, dia berlari bersama yang lain, dan setelah 12 menit, sepertinya dia tidak mengeluhkan apapun kepada panitia,” kata Kepala Kesbangpol Kabupaten Sukabumi, Tri Romadhono seperti dilansir detikJabar, Sabtu (20/4/2024).
Seleksi peserta Paskibraka dilakukan pada Jumat (19/4) sekitar pukul 09.00 WIB. Tri menduga korban terlalu memaksakan diri saat mengikuti proses tes lari. Dia juga menyebut korban sempat mengalami kejang.
“Mungkin ada keinginan untuk terus ikut meskipun mungkin sudah kelelahan atau ada alasan lain, kemudian dia pingsan dan mengalami kejang-kejang, kemudian ditangani oleh tenaga medis karena selalu ada tim medis dalam setiap tahapan seleksi. Setelah itu, dia dibawa ke rumah sakit dan meninggal dunia,” ujar Tri.
Korban diketahui merupakan peserta seleksi calon Paskibraka. Proses seleksi tersebut telah berlangsung selama beberapa bulan.
“Hari Rabu, almarhumah masih mengikuti kegiatan dengan keadaan sehat, dan hasil tes kesehatannya juga baik. Setelah itu, dia mengikuti test parade, yang mana sistemnya adalah eliminasi berjenjang sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan oleh BPIP pusat,” ujar Tri.
Kala Bidan Wawasan Kebangsaan Kesbangpol Kabupaten Sukabumi, Anzar, menambahkan bahwa kondisi korban sebelumnya telah dinyatakan siap untuk mengikuti tes lari. Kayla tercatat telah berlari sebanyak 7 kali putaran dalam waktu 12 menit.
Namun, setelah mengikuti tes lari selama 12 menit, korban tiba-tiba pingsan. Siswi SMA itu juga mengalami kejang-kejang hingga mengeluarkan busa di mulutnya.
“Setelah selesai, saat istirahat, dia langsung pingsan. Bukan saat sedang berlari, tetapi saat melakukan pendinginan, kita bawa ke tribun untuk penanganan pertama, dia terus mengalami kejang-kejang dan mengeluarkan busa, dan nadi sulit diraba,” kata Anzar.