Senja News – Dokter spesialis gizi di RS Pelni, dr. Jovita Amelia, Sp.GK, mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dengan pola makan teratur, terutama saat memasuki musim pancaroba yang diperkirakan terjadi pada Maret hingga April 2024, seperti yang dilaporkan oleh ANTARA pada Senin (26/2).
Dia menekankan agar masyarakat tidak mengabaikan pola makan teratur dan menghindari kebiasaan melewatkan makan baik karena kesibukan maupun demi alasan diet.
“(Jangan) Makan tidak teratur dan ‘skip’ makan baik karena alasan sibuk maupun diet. (Jangan juga) Mengonsumsi bahan olahan dan ‘fast food’ setiap hari,” ungkapnya di Jakarta, Senin (26/2).
Dia juga menyarankan untuk mengurangi dan menghindari konsumsi makanan olahan dan fast food yang tidak sehat selama musim pancaroba.
Menurut Jovita, pola makan yang teratur merupakan bagian penting dari menjaga daya tahan tubuh seseorang. Pola makan yang baik harus memenuhi kebutuhan energi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang cukup untuk tubuh.
Dia menegaskan pentingnya variasi dalam makanan, termasuk mengonsumsi karbohidrat, protein, sayuran, buah, dan cairan yang cukup setiap hari.
“Jadi, makan harus bervariasi, cukup karbohidrat dari nasi atau makanan pokok lainnya, protein dari lauk hewani dan nabati. Konsumsi sayuran setiap makan, buah sebanyak 200-300 gram per hari, dan cukup cairan,” jelasnya.
Dia juga menyarankan agar masyarakat menghindari minuman berperisa atau minuman manis, dan memilih untuk minum air putih sesuai kebutuhan tubuh.
“Cukupilah kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih,” katanya.
Selain pola makan yang baik, Jovita juga menyarankan untuk beristirahat yang cukup dan melakukan olahraga sebagai upaya menjaga daya tahan tubuh.
Jovita juga mengingatkan bahwa saat musim pancaroba, penyakit terkait saluran pernapasan seperti batuk dan pilek cenderung lebih sering terjadi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperkirakan kemungkinan adanya cuaca ekstrem selama periode peralihan musim pada Maret hingga April 2024.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, hingga fenomena hujan es yang dapat terjadi selama periode tersebut.