Senja News –Claudia Sheinbaum, mantan wali kota Mexico City, telah terpilih sebagai presiden perempuan pertama Meksiko dalam pemilu yang diadakan pada Minggu (2/6). Ilmuwan iklim berusia 61 tahun ini dikenal tenang dalam menghadapi krisis.
Sheinbaum, cucu migran Yahudi Lithuania dan Bulgaria, merupakan sekutu dekat Presiden Andres Manuel Lopez Obrador. Menurut Pamela Starr, profesor di University of Southern California, Sheinbaum “bukan seorang populis” dan “lebih merupakan politisi sayap kiri arus utama” dibandingkan Lopez Obrador.
Sheinbaum, yang lahir di Mexico City, tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan diskusi politik. Ia menjadi peneliti di California dan kontributor Panel Antarpemerintah soal Perubahan Iklim PBB yang memenangkan Nobel Perdamaian. Jabatan publik pertamanya adalah sebagai Menteri Lingkungan Hidup di Mexico City pada awal 2000-an.
Kariernya diwarnai kontroversi, termasuk tragedi gempa bumi 2017 yang menewaskan 26 orang di Mexico City. Meskipun ada tuduhan penyimpangan dalam pembangunan sekolah yang ambruk, Sheinbaum terpilih sebagai Wali Kota Mexico City pada tahun berikutnya. Selama pandemi COVID-19, Sheinbaum menggunakan metode ilmiah dalam responsnya, meskipun angka kematian tetap tinggi.
Menurut Tatiana Clouthier, mantan Menteri Perekonomian dan juru bicara kampanye Sheinbaum, “Dia memiliki kapasitas luar biasa dalam menganalisis, membaca data, dan menemukan solusi praktis.”