Senja News – Ketahanan energi menjadi fokus utama setiap negara di tengah gejolak geopolitik global.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menilai ketahanan energi sangat penting, terlebih Indonesia berada di masa transisi energi.
Selain itu, perkembangan pasar gas bumi yang semakin meningkat dinilai perlu upaya untuk mengamankan Indonesia dari volatilitas energi.
Menurutnya, dukungan PGN sebagai subholding gas Pertamina dibutuhkan untuk memperluas pasar agar gas terserap lebih banyak.
“Setelah infrastruktur gas bumi tersedia, PGN bisa membawa gas bumi dari Jawa Timur ke Jawa Barat yang sangat membutuhkan gas. Peran PGN juga diperlukan dalam percepatan infra WNTS-Pemping untuk membawa gas dari Natuna ke pasar domestik,” ujar Rayendra dalam keterangan tertulis, Minggu, 26 Mei 2024.
Atensi SKK Migas terhadap kebutuhan energi domestik sejalan dengan komitmen Pertamina dalam ketahanan energi nasional dan mengurangi impor.
Direktur Logistik & Infrastruktur Pertamina Alfian Nasution berharap PGN dapat meningkatkan kontribusi melalui pengembangan jargas rumah tangga untuk impor LPG serta kerja sama dengan subholding lain untuk ketahanan energi.
Selain itu, gas bumi juga digunakan sebagai energi rendah karbon pada pembangkit di kilang minyak atau hulu.
“Energi fosil akan mencapai puncak pada 2030, diprediksikan NRE seperti matahari angin biofuel akan memiliki 40-45 persen dari total kebutuhan energi. Meski demikian, kebutuhan gas tetap meningkat, sehingga menjadi potensi besar bagi PGN dalam menggarap transisi energi,” ujar Alfian.
Menurutnya, dukungan dari berbagai pihak menambah masukan yang berarti bagi PGN. Apalagi untuk mengantisipasi perkembangan makro dan global terkait energi fosil, terutama gas, di masa transisi saat ini.
“Untuk itu, kami berkomitmen untuk menyambungkan infrastruktur. Wilayah timur sama sekali tidak memiliki pipa gas, sehingga harus ada model lain, yaitu beyond pipeline. PGN akan senantiasa menjalankan penyaluran gas dan menjaga kehandalan,” ucap Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko.
PGN juga melihat bahwa dalam konteks infrastruktur gas bumi di Indonesia bagian Timur, diperlukan skema logistik yang lebih baik.
Salah satunya adalah dengan pengiriman kapal untuk mendukung transisi energi yang lebih berkelanjutan, terutama mengingat kondisi geografi Indonesia sebagai negara kepulauan.
Peluang pemanfaatan gas bumi di masa transisi akan diambil oleh PGN dengan mengintegrasikan infrastruktur yang sudah ada agar semakin berkembang.
Dengan integrasi tersebut, akan dapat memenuhi kebutuhan permintaan di kota-kota baru, kawasan industri, transportasi melalui CNG, dan transportasi laut. Selain itu, juga mengejar agregasi dengan memenuhi kebutuhan gas bumi di sektor pembangkit listrik, kilang minyak milik Pertamina, dan pembeli utama lainnya.
Baca juga
- No related posts.