Senja News – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan praktik pengurangan isi tabung gas elpiji 3 kilogram (kg) di Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE), yang menyebabkan kerugian masyarakat hingga miliaran rupiah setiap tahun. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan bahwa potensi kerugian akibat praktik ini mencapai Rp 1,75 miliar per tahun di setiap SPBE. Kemendag menemukan 11 SPBE yang melakukan praktik curang tersebut, sehingga total potensi kerugian masyarakat mencapai sekitar Rp 18,7 miliar per tahun.
“Bayangkan jika kecurangan ini terjadi di seluruh Indonesia,” kata Zulkifli Hasan di PT Patra Trading SPPBE Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (25/5/2024).
Praktik pengurangan isi tabung gas dilakukan oleh SPBE dengan mengisi tabung tidak sesuai standar yang ditetapkan. Kemendag menemukan adanya kekurangan isi gas dalam elpiji 3 kg, dengan rata-rata kekurangan mencapai 200-700 gram per tabung. Praktik ini ditemukan melalui sampling terhadap rata-rata 80 tabung gas elpiji 3 kg di setiap SPBE, berdasarkan asumsi bahwa setiap SPBE memiliki 560 slot tabung elpiji 3 kg.
Zulkifli Hasan menegaskan bahwa Kemendag telah mengirimkan surat peringatan kepada SPBE terkait. Dalam surat tersebut, Kemendag meminta SPBE untuk melakukan perbaikan dan tidak mengulangi pelanggaran tersebut. “Jika diingatkan sekali dan tidak diindahkan, maka izin usahanya harus dicabut,” katanya.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag Moga Simatupang menambahkan bahwa pihaknya juga meminta SPBE untuk mengisi kembali tabung-tabung gas subsidi yang tidak memenuhi standar. “Mereka harus mengisi sesuai dengan kuantitas yang disetujui undang-undang,” ujarnya.
