Senja News – Putin menilai bahwa negara-negara Barat telah terlalu sombong dan mengambil risiko konflik global. Dia juga menyatakan bahwa kekuatan nuklir Rusia siap untuk bertempur.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Presiden Rusia dalam pidato Hari Kemenangan pada Kamis, yang memperingati kemenangan Uni Soviet atas Jerman dalam Perang Dunia II. Dengan nada menantang di hadapan ribuan tentara Rusia di Lapangan Merah Moskow, Putin mengatakan bahwa para elit Barat telah melupakan peran Uni Soviet dalam mengalahkan Nazisme dan kini memicu konflik di seluruh dunia.
“Kami tahu dampak dari ambisi yang terlalu besar. Rusia akan melakukan segalanya untuk mencegah konflik global,” ujarnya seperti yang dikutip oleh Al Jazeera pada Jumat (10/5/2024). “Namun, pada saat yang sama, kami tidak akan membiarkan siapa pun mengancam kami. Pasukan strategis kami selalu dalam kondisi siap tempur,” lanjut Putin.
Hari Kemenangan menjadi hari libur yang sangat penting di Rusia, di mana Putin menegaskan posisi kuat negaranya dalam pertempuran. Dengan membangkitkan semangat Perang Dunia II, Presiden tersebut telah menggambarkan invasi Rusia ke Ukraina sejak 2022 sebagai pertempuran eksistensial melawan Nazisme.
Pidatonya tahun ini disampaikan ketika pasukannya mencapai kemajuan di Ukraina dan setelah ia dilantik untuk masa jabatan kelima tanpa ada oposisi yang signifikan. Dalam pelantikan mewah dua hari sebelumnya, dia berjanji akan membawa kemenangan bagi Rusia.
Pemimpin berusia 71 tahun itu juga meningkatkan retorika nuklirnya. Pada awal pekan ini, dia memerintahkan militer Rusia untuk melakukan latihan senjata nuklir yang melibatkan Angkatan Laut dan pasukan yang berbasis di dekat Ukraina.
Tahun lalu, Rusia mencabut ratifikasi Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT) dan menarik diri dari perjanjian pengurangan senjata utama dengan Amerika Serikat. Pada hari Kamis, barisan tank dan rudal meluncur melintasi Lapangan Merah sementara skuadron jet tempur menderu di atasnya.
Keamanan di ibu kota sangat ketat, dan parade militer dibatalkan di beberapa wilayah karena masalah keamanan. Parade militer di Moskow juga diperkecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di tengah mobilisasi di garis depan.
Putin menyebut perang yang sedang berlangsung di Ukraina sebagai bagian dari perjuangan melawan Barat, yang menurutnya mencoba mempermalukan Rusia setelah runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989 dengan melanggar batas wilayah pengaruh Moskow.
Ukraina dan sekutu Baratnya bertekad untuk mengalahkan Rusia, yang saat ini menguasai sekitar 18 persen wilayah Ukraina, termasuk Crimea, dan sebagian dari empat wilayah di Ukraina timur. Beberapa pemimpin negara, termasuk Belarusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Kuba, Laos, dan Guinea-Bissau, hadir dalam parade militer Hari Kemenangan.
Para pejabat Rusia mengatakan bahwa perang Ukraina telah memasuki fase yang paling berbahaya hingga saat ini. Putin telah berulang kali memperingatkan tentang risiko perang yang lebih luas yang melibatkan negara-negara kekuatan nuklir terbesar di dunia.