24 Januari 2025
Senja News
InternasionalNews

Pada Usia 71 Tahun, Putin Dilantik Sebagai Presiden untuk Kelima Kalinya

Senja News – Pada usia 71 tahun, Vladimir dilantik kembali sebagai Presiden untuk periode kepresidenan kelima kalinya, yang akan berlangsung selama enam tahun ke depan. Pelantikan ini berlangsung di dan disertai dengan boikot dari Amerika Serikat () dan beberapa negara Barat karena konflik Rusia di Ukraina.

Sebagai tokoh yang memegang kekuasaan sebagai presiden dan perdana sejak tahun 1999, Putin telah mengirimkan puluhan ribu ke Ukraina dua tahun yang lalu. Meskipun mengalami beberapa kemunduran, saat ini pasukan Rusia telah mencapai kemajuan signifikan. Di tingkat nasional, Putin, yang berusia 71 tahun, terus mendominasi Rusia. Di arena , ia terlibat dalam konfrontasi dengan negara-negara Barat yang dituduhnya menggunakan Ukraina sebagai alat untuk merusak dan meruntuhkan Rusia.

“Bagi Rusia, ini adalah kelanjutan dari jalur yang kami tempuh. Ini adalah tentang stabilitas, dan Anda bisa meminta pendapat di jalan,” ujar salah satu sekutu Putin, Sergei Chemezov, sebelum pelantikan pada Selasa (7/5/2024). “Presiden Putin telah terpilih kembali dan akan melanjutkan jalur ini, meskipun mungkin tidak disukai oleh Barat. Tetapi mereka akan memahami bahwa Putin adalah stabilitas bagi Rusia, dibandingkan dengan orang baru yang dapat membawa kebijakan baru, baik kerjasama maupun konfrontasi,” tambahnya.

Pada bulan Maret sebelumnya, Putin meraih kemenangan telak dalam pemilihan umum yang diawasi secara ketat. Komisi pemilihan melarang dua kandidat anti- untuk ikut serta dalam pemilihan tersebut.

Salah satu oposisi paling terkenal di Kremlin, , meninggal di penjara Artik sebulan sebelumnya. Sementara itu, kritikus lainnya dipenjara atau diasingkan.

AS dan beberapa negara Barat lainnya memilih untuk tidak menghadiri pelantikan tersebut. “Tidak, kami tidak mengirim perwakilan ke acara tersebut,” kata juru bicara Kementerian AS, Matthew Miller.

“Kami jelas tidak percaya bahwa pemilihan itu berlangsung secara bebas dan adil, tetapi dia adalah presiden Rusia dan akan melanjutkan kapasitasnya sebagai presiden,” tambah Miller.

Inggris, , dan sebagian besar negara memutuskan untuk memboikot pelantikan tersebut. Namun, menyatakan niatnya untuk mengirim duta besarnya.

Ukraina menganggap acara tersebut sebagai upaya untuk menciptakan ilusi legitimasi bagi seseorang yang telah mengubah Federasi Rusia menjadi negara agresor dan rezim yang berkuasa menjadi diktator.

Baca juga

Rekomendasi

Saksi Ungkap Pemotor Tewas di Jakbar: Kepala Tertusuk Besi Separator

vina

Fans Sepakbola China Menyerah Duluan di Kualifikasi Piala Dunia 2026?

vina

Respons Bijak Suami Kiki Amalia Soal Tambah Momongan

vina

Copa America 2024: Uruguay Lawan Bolivia 5-0

vina

Moderator Debat Capres AS Tanya Akui Palestina, Ini Jawaban Trump

vina

Niat Jenguk Virgoun, Ibunda Datangi RSKO tapi Gagal Bertemu

vina
Memuat....