Senja News – Di tengah masuknya bulan Mei 2024, nilai tukar rupiah kembali menunjukkan kekuatan. Pada hari Selasa (2/5), di pasar spot, rupiah menguat sebesar 0,46% menjadi Rp 16.185 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) juga menguat sebesar 0,45% menjadi Rp 16.202 per dolar AS.
Menurut Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, penguatan rupiah didorong oleh dua faktor utama. Pertama, data job openings dan ISM manufacturing PMI di AS yang ternyata lebih rendah dari perkiraan. Selain itu, pernyataan dari Powell yang mengisyaratkan kemungkinan tidak adanya kenaikan Fed Rate juga memberikan dukungan terhadap kurs rupiah. Dari dalam negeri, rupiah juga didorong oleh data PMI manufacturing Indonesia. Meskipun terjadi penurunan menjadi 52,9 dari 54,2, angka tersebut masih menunjukkan zona ekspansi.
Untuk hari berikutnya, Fikri memperkirakan bahwa rupiah memiliki potensi untuk terus menguat. Namun, beberapa data dari AS perlu diperhatikan, termasuk tingkat pengangguran, klaim tunjangan pengangguran awal, dan non-farm payroll. “Pasar memperkirakan hasilnya akan lebih rendah, sehingga jika sesuai dengan konsensus, maka indeks dolar akan kembali turun dan rupiah berpotensi untuk menguat,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (2/5).
Dengan demikian, rupiah diperkirakan akan menguat dalam kisaran antara Rp 16.020 per dolar AS hingga Rp 16.220 per dolar AS.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, juga memprediksi bahwa rupiah memiliki potensi untuk menguat pada hari berikutnya. Keputusan Federal Reserve untuk membatalkan ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut telah menurunkan nilai dolar dan memberikan sedikit keringanan pada harga komoditas.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa inflasi pada bulan April 2024 sebesar 0,25% secara bulanan (MoM), angka yang lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada Maret 2024 yang mencapai 0,52% MoM.
“Dengan demikian, mata uang rupiah mungkin akan mengalami fluktuasi namun diperkirakan akan ditutup dengan menguat dalam kisaran antara Rp 16.140 per dolar AS hingga Rp 16.210 per dolar AS,” tandasnya.