Senja News – Shin Tae-yong mengalami perasaan campuran yang kompleks setelah pertandingan antara Korea Selatan dan Indonesia. Meskipun dia senang melihat Indonesia meraih prestasi dengan lolos ke semifinal Piala Asia U-23 untuk pertama kalinya, dia juga merasa sedih karena harus mengalahkan tim yang pernah dia asuh dan mengubur harapan mereka untuk lolos ke Olimpiade.
Bagi Korea Selatan, lolos ke Olimpiade telah menjadi prestasi yang konsisten selama 40 tahun terakhir, dan Shin Tae-yong sendiri telah berkontribusi pada pencapaian ini dengan membawa tim ke Olimpiade Rio 2016 sebagai runner-up Piala Asia U-23 2016.
Setelah pertandingan, STY menyatakan perasaannya yang bercampur aduk. Dia mengakui kebahagiaannya bisa menjadi bagian dari sejarah bagi Indonesia sementara juga merasakan sedih karena harus menjadi penghalang bagi Korea Selatan.
Momen yang menyentuh hati baginya adalah ketika dia mendengarkan lagu kebangsaan Korea Selatan, “Aegukga”, dimainkan untuk pertama kalinya dari bangku cadangan tim lawan. Hal itu mengingatkannya pada masa lalunya sebagai pelatih Korea Selatan dan membuatnya merasa tersentuh melihat bendera nasional Taegeukgi di lapangan, enam tahun setelah dia dipecat dari jabatannya sebagai pelatih tim nasional.
Walaupun berhasil membawa Indonesia ke semifinal, STY tetap merasakan frustrasi atas kemenangan tersebut karena harus mengalahkan negaranya sendiri. Perasaan ini menjadi tantangan emosional bagi dirinya, meskipun dia tidak secara terang-terangan mengekspresikannya, dia merasakan kesulitan di dalam hatinya.