Senja News – Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M. Panggabean, tengah memperjuangkan percepatan inspeksi lapangan.
Oleh Administrasi Umum Kepabeanan China (GACC) guna mempercepat proses ekspor durian dari Indonesia ke China.
Barantin telah menggelar pertemuan dengan GACC untuk membahas langkah-langkah percepatan akses pasar bagi komoditas Indonesia di China.
Menurut Sahat, tahapan awal telah dilakukan dengan akses pasar untuk ekspor durian dari Indonesia ke China disetujui pada tahun 2023, setelah pengajuan pada tahun 2020.
“Langkah berikutnya adalah inspeksi lapangan oleh GACC untuk mengaudit kebun dan fasilitas pengemasan,” ujar Sahat dalam pernyataan pers Barantin pada hari Rabu.
Sahat menambahkan bahwa dengan terpenuhinya protokol yang dibutuhkan, ekspor durian ke China dapat segera direalisasikan.
Saat berkunjung ke Sulawesi Tengah pada bulan Februari, Sahat mengungkapkan bahwa pasar durian di China menjanjikan, terutama dengan lonjakan permintaan hingga 400 persen dari tahun ke tahun.
“Dalam dua tahun terakhir, China telah mengimpor durian hingga 91 persen dari permintaan global. Ini merupakan peluang besar bagi durian Indonesia untuk memasuki pasar China,” ucapnya.
Berdasarkan data Barantin, Indonesia telah sukses mengekspor durian beku ke beberapa negara, termasuk Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Produksi durian Indonesia dari tahun 2017 hingga 2022 mengalami peningkatan signifikan sebesar 99 persen.
Panen durian dapat dilakukan hampir sepanjang tahun di sentra-sentra utama produksi, dengan pola panen yang bervariasi tergantung pada luas lahan yang ditanami.
“Strategi pengembangan durian dilaksanakan melalui pembentukan desa buah. Hingga tahun 2023, tercatat ada 364 desa durian di 85 kabupaten yang tersebar di 26 provinsi,” tambah Sahat.
Dalam pernyataan pers yang sama, Wakil Direktur Jenderal Bidang Karantina Hewan dan Tumbuhan China, Liu Jian, menyatakan bahwa pihaknya akan segera menyelesaikan protokol ekspor yang drafnya telah diterima dari Barantin.
“GACC senantiasa terbuka untuk usulan akses pasar komoditas ekspor Indonesia ke China. Kami akan segera menyelesaikan protokol yang sedang berjalan, seperti untuk kelapa segar. Inspeksi lapangan untuk durian juga akan segera kami lakukan,” ujar Jian.