Senja News – Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) telah menyita sejumlah aset pribadi yang dimiliki Harvey Moeis, suami Sandra Dewi, yang terlibat dalam dugaan tindak pidana korupsi di PT Timah Tbk.
Sebelumnya, Kejagung RI telah menyita mobil Rolls-Royce berwarna hitam dan Mini Cooper S Countruman F 60 berwarna merah.
Tim penyidik dari Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung RI, bersama dengan Tim Badan Pemulihan Aset Kejaksaan RI, kini menyita aset perusahaan yang terlibat dalam kasus Harvey Moeis.
Menurut laporan CNBC Indonesia, Tim Penyidik dan Tim Badan Pemulihan Aset Kejaksaan RI menyita sejumlah smelter dengan total luas bidang tanah 238.848 meter persegi. Mereka juga melakukan penyitaan terhadap beberapa alat berat.
Smelter adalah fasilitas pengolahan hasil tambang yang bertujuan untuk meningkatkan kandungan logam agar memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir.
“Serangkaian kegiatan penggeledahan dan penyitaan tersebut terkait dengan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015 hingga 2022,” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Ketut Sumedana, dalam siaran pers pada Minggu (21/4).
Berikut rincian aset perusahaan yang disita Kejagung:
1. Smelter CV VIP dan 1 bidang tanah dengan luas 10.500 meter persegi.
2. Smelter PT SIP dan beberapa bidang tanah dengan total luas 85.863 meter persegi.
3. Smelter PT TI beserta beberapa bidang tanah dengan total luas 84.660 meter persegi.
4. Smelter PT SBS beserta beberapa bidang tanah dengan total luas 57.825 meter persegi.
5. Lima puluh satu unit excavator.
6. Tiga unit bulldozer.
Sementara itu, Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung sedang melakukan penelusuran terhadap jet-jet pribadi yang diduga dimiliki Harvey Moeis.
Mereka akan menyita jet pribadi jika suami Sandra Dewi itu terbukti memilikinya.
“Ya, pasti kita akan mengejar jika memang ada kepemilikan atau penyembunyian yang benar-benar terkait,” kata Direktur Jampidsus Kuntadi, seperti dilansir dari CNBC Indonesia.
“Kita akan mempertimbangkan dan menanggapi setiap informasi yang ada dengan cermat,” tandasnya.
