27.9 C
Jakarta
12 Desember 2024
Senja News
NasionalNews

Habiburokhman Mengutuk Pernyataan Hasto Mengenai Gibran yang Dibandingkan dengan Sopir Truk

Senja News – Sekjen PDIP Kristiyanto membandingkan Gibran Rakabuming Raka,

yang maju sebagai calon wakil , dengan seorang sopir truk yang mengalami di Gerbang

Waketum Gerindra, Habiburokhman, mengecam pernyataan Hasto.

“Kami mengecam keras pernyataan saudara Hasto tersebut. Terkesan sangat arogan dan penuh kebencian

hanya karena calon yang didukungnya kalah,” kata Habiburokhman saat dihubungi pada Sabtu (30/3/2024).

Habiburokhman kemudian memberikan penilaian terhadap kewarganegaraan Hasto. Dia memberi nilai 11 dari 100 untuk Hasto.

“Saya memberikan nilai 11 dari 100 untuk kewarganegaraan saudara Hasto, alias sangat rendah,” ucapnya.

Menurut Habiburokhman, dengan menyamakan Gibran dengan sopir truk tersebut, sama dengan menghina kecerdasan pendukung nomor urut 2, -Gibran.

Dia memperingatkan bahwa Hasto bisa dijadikan musuh bersama oleh pendukung Prabowo-Gibran.

“Menyamakan Mas Gibran dengan remaja sopir yang di Halim sama dengan menghina kecerdasan rakyat pemilih Prabowo-Gibran yang jumlahnya mendekati 100 juta orang.

Jangan sampai puluhan juta pemilih Prabowo-Gibran menjadikan Hasto sebagai musuh bersama.

Faktanya Gibran yang selama ini selalu dia remehkan mampu memenangi pemilu dengan sangat telak,” imbuhnya.

Hasto Mengibaratkan Gibran dengan Sopir Truk

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membandingkan Gibran Rakabuming Raka, yang maju sebagai calon wakil presiden, dengan sopir truk yang mengalami kecelakaan di Gerbang Tol Halim.

Hasto menilai keduanya sama-sama belum cukup dewasa dalam menangani masalah yang dihadapi.

Hasto menyampaikan hal tersebut dalam diskusi ‘Sing Waras Sing Menang’ yang disiarkan secara daring pada Sabtu (30/3/2023).

Hasto awalnya membahas tentang supremasi hukum yang menurun karena pencalonan Gibran sebagai calon wakil presiden yang melanggar batas usia calon presiden dan wakil presiden.

Hasto menilai bahwa kedewasaan yang diperlukan dalam tersebut belum tercapai.

Dia kemudian memberikan contoh seperti sopir truk yang mengalami Halim, yang berusia 17 tahun dan belum memiliki SIM.

“Beberapa waktu lalu, ada kecelakaan yang melibatkan seorang remaja berusia 17 tahun yang mengemudi truk.

Ternyata dia tidak memiliki SIM, dan ketidakdewasaannya dalam menghadapi masalah di jalan raya membuatnya panik setelah menyenggol satu dan melarikan diri karena ketidakmatangan. Akhirnya, dia menabrak mobil lain,” ujarnya.

Hasto menilai hal tersebut sebagai contoh dari fokus hanya pada hasil.

Dia menyatakan bahwa mengemban jabatan tanpa memiliki kedewasaan yang diperlukan berpotensi membahayakan.

“Ini adalah contoh bagaimana ketika seseorang hanya fokus pada hasil, tanpa memperhatikan proses dan kedewasaan yang diperlukan.

Hal ini berbahaya karena kedewasaan yang diperlukan untuk mengemban jabatan tertentu, bahkan untuk menjadi seorang sopir truk saja sangat penting,” ujarnya.

“Hal yang sama berlaku ketika mengelola negara sebesar dengan berbagai masalah kompleks seperti masalah ekonomi, sosial, geopolitik, kemiskinan, ,

dan persoalan keagamaan yang seringkali menjadi masalah bagi mental dan spiritual kita,” tambah Hasto

Hasto menilai bahwa usia Gibran belum mencukupi untuk mengatasi masalah yang kompleks tersebut.

Menurutnya, kekurangan dalam hal ini hanya akan menyebabkan kerusakan.

“Ketika kita memiliki situasi di mana seseorang, yang tidak memiliki cukup pengalaman dan kedewasaan,

dipromosikan ke tingkat , itu akan menciptakan gambaran yang tidak ideal. Ini bisa menyebabkan kerusakan,” ujarnya.

Baca juga

Rekomendasi

Saksi Ungkap Pemotor Tewas di Jakbar: Kepala Tertusuk Besi Separator

vina

Sudah Lansia, Jaksa Ringankan Tuntutan SYL

vina

Respons Bijak Suami Kiki Amalia Soal Tambah Momongan

vina

Moderator Debat Capres AS Tanya Akui Palestina, Ini Jawaban Trump

vina

Niat Jenguk Virgoun, Ibunda Datangi RSKO tapi Gagal Bertemu

vina

Isu Tak Benar Usik Ruben Onsu saat Masa Tenang dengan Sarwendah

vina
Memuat....