Senja News – Di masa lampau, Alun-Alun Sangkala Buana di Cirebon menjadi tempat yang menakutkan bagi penduduknya, karena sering digunakan sebagai lokasi eksekusi para narapidana.
Alun-Alun Sangkala Buana terletak di depan keraton Kasepuhan Cirebon, sering disebut sebagai Alun-Alun Kasepuhan.
Setelah direnovasi pada tahun 2022, Alun-Alun Kasepuhan mengalami transformasi menjadi lebih indah.
Setiap sisinya dihiasi dengan gapura berbahan bata merah.
Setiap hari, Alun-Alun Kasepuhan menjadi destinasi favorit warga Cirebon untuk menghabiskan waktu bersama.
Di sini, pengunjung dapat menikmati berbagai pedagang dan permainan, membuatnya selalu ramai dikunjungi.
Namun, di balik kesibukan Alun-Alun Kasepuhan saat ini, pada masa penjajahan Hindia Belanda, tempat ini merupakan sumber ketakutan bagi masyarakat Cirebon.
Hal ini tergambar dalam sebuah berita yang dimuat dalam koran Belanda De Avondpost pada tanggal 5 Juni 1926.
“Aan de noordzijde van het plein van Kasepochan te Cheribon, nog geen 20 meters van de straat en bijna recht tegen- over den ingang van den Kraton,
zijn twee zware, stevig ingemetselde djati- houten palen, die een hoogte hebben van ongeveer anderhalven meter.
Deze palen, waarvoor sommige Cheribonners van inlandsche nationaliteit nog een hei- lige vrees koesteren, waarheen velen elen op den,
malem djoemahat” en andere heilige dagen kleine offers brengen, zijn onder het volk bekend onder den naam van,, tiang hoekoem sara’,” tulis koran Avondpost.
Korban eksekusi yang melanggar hukum syariat biasanya diikat di salah satu tiang dalam posisi berdiri, dengan tangan dan kaki terikat.
Beberapa bahkan harus melepas pakaian mereka sebelum dieksekusi, sementara bagian tubuh mereka seperti jari dipotong.
Meskipun pemerintah kolonial Belanda berupaya menghapuskan hukuman mati bagi pelanggar hukum syariat,
masyarakat setempat bersikeras agar tiang-tiang tersebut tetap berdiri hingga lapuk oleh cuaca.
Sebagian besar masyarakat mendukung pemertahannya, sementara yang lain menuntut agar segera dihilangkan.
Pemerintah kota Hindia Belanda mencoba mengurangi ketakutan dengan membersihkan lapangan Kasepuhan dan menanam bunga di sekitar tiang.
Meskipun begitu, Alun-Alun Sangkala Buana tetap menjadi saksi bisu sejarah masa lalu yang menakutkan bagi warga Cirebon.