Senja News – Para Pelaku Bisnis Mengakui Tantangan Ekonomi di Awal Tahun
Para pelaku dunia usaha menyadari bahwa kondisi ekonomi Indonesia di awal tahun ini tidak menggembirakan.
Indikasi melemahnya daya beli dan beberapa masalah menjadi pemicunya, seperti penurunan drastis dalam penjualan kendaraan bermotor.
Penjualan mobil di awal tahun ini mengalami penurunan yang signifikan. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo),
penjualan wholesales atau penjualan dari pabrik ke diler pada Februari 2024 hanya mencapai 70.657 unit,
turun 16.402 unit (18,8%) dibandingkan dengan Februari 2023 yang mencapai 87.059 unit.
Pelaku di industri otomotif menilai penurunan penjualan ini disebabkan oleh berbagai faktor kompleks yang saling terkait.
Namun, semua faktor negatif tersebut menyatu sehingga mengakibatkan penurunan penjualan mobil secara langsung.
“Pertumbuhan ekonomi yang melambat, pelemahan kurs rupiah, kenaikan suku bunga yang perlahan,
dan prosedur leasing yang lebih lambat (lebih ketat),” kata Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Jongkie D. Sugiarto.
Salah satu pabrikan, Toyota, juga mengalami dampak pengetatan kredit dalam proses leasing atau pembiayaan.
Hal ini menjadi tantangan, terutama menghadapi pengetatan kredit dari lembaga keuangan.
“Kita fokus pada penurunan ekonomi, terutama dalam hal kredit. Apakah akan terus berlanjut atau tidak, kita tidak tahu.
Kredit juga menjadi lebih selektif, dan informasi dari rekan-rekan di sektor kredit menunjukkan peningkatan NPL.
Hal ini berdampak pada pasar juga,” kata Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy.
Direktur Utama dan Chief Executive Officer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP),
Anthoni Salim, yang juga merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia,
menyoroti melemahnya daya beli masyarakat Indonesia, termasuk konsumsi dari kalangan menengah.
Dia menyatakan bahwa tantangan ekonomi global dan penurunan daya beli masyarakat harus diantisipasi.
“Perusahaan akan terus memantau kondisi makro ekonomi secara global untuk dapat menyesuaikan strategi
dengan perkembangan yang terjadi,” ujar Anthoni, Rabu (27/3/2024).
Meskipun begitu, dia yakin bahwa ekonomi Indonesia akan tetap tangguh dan dapat mendukung pertumbuhan bisnis
serta keuntungan perusahaan, serta mempertahankan neraca keuangan yang sehat.