Senja News – Gangster Mengacaukan El Salvador; Presiden Turunkan 6.000 Pasukan untuk Menangani
Presiden Nayib Bukele mengumumkan penurunan 6.000 pasukan militer dan polisi untuk memberantas geng-geng yang mengacau
di bagian utara El Salvador, menyebabkan dua orang tewas.
“Kami tidak akan berhenti sampai kami memberantas yang tersisa,” kata Bukele
dalam peringatan di platform media sosial X, sambil menampilkan aparatnya dalam keadaan siaga,
pada hari Minggu, waktu setempat, seperti dilansir dari AFP pada Senin (25/3/2024).
Perang Bukele terhadap gangster di El Salvador sudah dimulai sejak ia menjabat pada tahun 2022.
Ia menangguhkan perlunya surat perintah penangkapan bagi geng-geng yang membuat keributan.
Sejauh ini, 75.000 orang terkait gangster sudah diamankan,
dengan banyak dari mereka dikurung di penjara-penjara khusus, meskipun ada 7.000 orang yang dibebaskan.
Kasus terbaru saat ini terjadi di distrik San Jose Cancasque, San Antonio Los Ranchos, Potonico, dan San Isidro Labrador.
Dua pembunuhan terjadi di mana pelakunya diyakini berasal dari geng 18, bagian dari kelompok Surenos.
Bukele mengirimkan 5.000 tentara dan 1.000 petugas polisi untuk mengepung wilayah-wilayah tersebut.
Taktiknya dipuji oleh pihak berwenang yang rentan terhadap kejahatan dari Ekuador hingga Argentina,
namun dikritik oleh aktivis hak asasi manusia yang berpendapat bahwa orang-orang yang tidak bersalah telah ikut serta dalam kampanye anti-gangster.
“Kami akan membersihkan seluruh kawasan, kami akan mengekstraksi sisa-sisa geng,”
tambah Menteri Pertahanan Rene Francis Merino Monroy dalam postingan terpisah di platform X.
Bukele terpilih kembali dengan lebih dari 80 persen suara pada bulan Februari.
Ia secara luas dianggap berhasil menurunkan tingkat pembunuhan ke tingkat terendah dalam tiga dekade.