Senja News – PT Freeport Indonesia (PTFI) menargetkan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga
yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Gresik, Jawa Timur akan selesai pada akhir Mei 2024.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas, menjelaskan bahwa berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diperoleh pada 21 Desember 2018,
PTFI seharusnya menyelesaikan pembangunan proyek smelter tembaga dalam waktu lima tahun sejak diberikannya IUPK, yaitu hingga 21 Desember 2023.
Namun, karena dampak pandemi Covid-19 terhadap pengerjaan proyek,
perusahaan akhirnya mengajukan perubahan kurva-S kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Awalnya, penyelesaian direncanakan pada Desember 2023, namun telah dipindahkan menjadi Desember 2024.
Terlepas dari itu, smelter kami akan selesai dan mulai beroperasi pada akhir Mei.
Jadi, pada bulan Juni, smelter sudah akan beroperasi, tetapi belum memproses konsentrat,” kata Tony dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip pada Senin (25/3/2024).
Seperti yang diketahui, smelter ini akan menjadi smelter single line terbesar di dunia,
yang mampu menyerap konsentrat tembaga sebanyak 1,7 juta ton per tahun.
Namun, diperkirakan smelter baru akan mampu menyerap konsentrat tembaga sebesar 50% pada bulan Agustus,
dan akan terus meningkat secara bertahap hingga mencapai 100% pada Desember 2024.
“Oleh karena itu, kami masih perlu mengekspor sebagian konsentrat tersebut dalam enam bulan tersebut. Jika kami tidak diizinkan untuk mengekspor,
hal ini tentu akan berdampak tidak hanya pada operasional perusahaan produksi, tetapi juga akan mengurangi penerimaan negara,” ujar Tony.