Senja News – Rusia Mengubah Status Operasi Militer Khusus Menjadi Perang dengan Ukraina
Rusia telah mengubah status operasi mereka dari “operasi militer khusus” menjadi “perang” dengan Ukraina,
menandai dua tahun sejak dimulainya invasi ke Ukraina.
Pada Jumat (22/3), Rusia meluncurkan hampir 90 rudal dan lebih dari 60 drone kamikaze,
yang ditujukan pada puluhan fasilitas energi dan pembangkit listrik di Ukraina.
Kremlin mengklaim gelombang serangan tersebut sebagai balasan
atas serangkaian serangan yang dilakukan oleh Ukraina di wilayah perbatasan dalam beberapa pekan terakhir.
“Kita berada dalam perang,” kata juru bicara Kremlin Rusia, Dmitry Peskov, seperti yang dikutip oleh AFP.
Pengakuan perang ini menunjukkan eskalasi dalam deskripsi konflik tersebut.
Awalnya, Kremlin menyebut invasinya sebagai operasi militer khusus.
“Ya, awalnya ini dimulai sebagai operasi militer khusus, tetapi segera setelah Barat menjadi peserta di pihak Ukraina,
bagi kami, itu telah menjadi perang,” kata Peskov. “Secara de jure (secara hukum), itu masih merupakan operasi militer khusus.
Namun, secara de facto, telah berubah menjadi perang,” tambahnya.
Serangan Rusia terhadap jaringan listrik Ukraina, Ukrenegro, dianggap sebagai yang terbesar yang pernah tercatat.
Puluhan fasilitas sistem tenaga listrik, termasuk pembangkit listrik tenaga panas dan air, telah mengalami kerusakan.
Baru-baru ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali meminta lebih banyak bantuan senjata dari negara-negara Barat.
“Kami membutuhkan pertahanan udara untuk melindungi masyarakat, infrastruktur, rumah, dan bendungan.
Mitra kami tahu persis apa yang dibutuhkan. Mereka pasti dapat mendukung kami,” ujar Zelensky.