Harga emas terus melonjak dan mencatat rekor baru. Kenaikan ini dipicu oleh permintaan yang meningkat dari sejumlah bank sentral untuk emas batangan.
Saat ini, harga emas diperdagangkan sebesar US$ 2.203 per ounce. Diprediksi bahwa harga akan terus naik hingga mencapai level US$ 2.300 dalam enam bulan ke depan.
Menurut Kepala Riset Komoditas Citi Amerika Utara, Aakash Doshi, harga emas bisa mencapai US$ 2.300 per ounce pada paruh kedua tahun 2024, terutama dengan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada periode tersebut. Ketika suku bunga turun, emas menjadi lebih menarik dibandingkan dengan obligasi yang imbal hasilnya rendah.
Dewan Emas Dunia mencatat bahwa pembelian emas oleh bank sentral telah meningkat secara signifikan dalam dua tahun terakhir. Bank sentral, termasuk Bank Sentral China, menjadi pembeli kuat emas pada tahun 2023.
Ekonomi China yang melemah mendorong investor untuk beralih ke aset yang lebih aman seperti emas. Di sisi lain, Bank Sentral Polandia juga menjadi pembeli emas terbesar kedua, sementara Singapura mencatat pembelian emas bersih tertinggi ketiga pada tahun 2023.
Selain bank sentral, permintaan emas juga meningkat dari konsumen ritel. China memimpin dalam pembelian perhiasan emas, melampaui India pada tahun 2023. Peningkatan permintaan terutama terjadi selama musim pernikahan di India.
Dengan permintaan yang terus meningkat dari bank sentral dan konsumen, serta dengan faktor-faktor ekonomi global yang mempengaruhi, harga emas diprediksi akan tetap tinggi dalam waktu yang akan datang.