31.6 C
Jakarta
12 Desember 2024
Senja News
NasionalNews

Diduga Korupsi, Dirut: Ternyata Taspen Taruh Uang Pensiun PNS di Sini

Senja News – PT (Persero) sebagai pengelola dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri diperlukan untuk ‘memutar’ dana kelolaannya atas asetnya di berbagai instrumen .

Baru-baru ini, dana investasi ini menjadi sorotan karena dugaan yang melibatkan eks Direktur Utamanya, .

Kementerian Badan Milik Negara () telah menonaktifkan Antonius NS Kosasih dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Taspen (Persero) pada 8 Maret 2024.

Kosasih diduga terlibat dalam korupsi terkait kegiatan investasi fiktif di PT Taspen (Persero) TA 2019.

Berdasarkan audit per 31 Desember 2022 yang diterima CNBC Indonesia, total Taspen tercatat sebesar Rp345,7 triliun.

Aset investasi didominasi oleh obligasi sebesar 55,6%, deposito 13,2%, dan sukuk 16,5%.

Namun, Taspen cenderung menghindari menaruh dana kelolaannya di instrumen investasi berisiko tinggi.

Hal ini terlihat dari porsi investasi Taspen di Reksadana yang hanya sebesar 7% dan 3,9%.

Sisanya, perusahaan yang dipimpin oleh Antonius Nicholas Stephanus (ANS) Kosasih ini memiliki kepemilikan Surat Jangka Menengah (MTN) sebanyak 1,7% dari total dana investasi,

dan sebagian kecil sisanya terletak di investasi langsung, entitas asosiasi, properti, dan efek beragun aset.

Sekretaris Korporasi PT Taspen, Yoka Krisma Wijaya, menjelaskan bahwa penempatan investasi pada reksadana

harus mematuhi Peraturan (PMK) No 52/PMK.02/2021 dan PMK No. 66/PMK.02/2021.

“Taspen telah memberikan laporan pengelolaan dana investasi kepada Kementerian BUMN, Kementerian , dan OJK secara berkala.

Ke depan, Taspen berkomitmen untuk mengoptimalkan tingkat imbal hasil seluruh instrumen investasi,” kata Yoka.

Untuk mencapai target hasil investasi, Taspen telah mengurangi portofolio saham dan reksadana pada tahun 2022.

Pada saat itu, total transaksi penjualan instrumen saham milik Taspen sebesar Rp15,7 triliun, sementara pembelian sahamnya sebesar Rp12,5 triliun.

Dengan begitu, Taspen membukukan net sell sebesar Rp3,2 triliun, dengan Yield On Investment sebesar 10,7%.

Adapun untuk reksadana, selain karena realized gain atau aksi ambil untung yang dilakukan untuk pencapaian hasil investasi,

terdapat instrumen Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) yang jatuh tempo dan pelunasan yang dipercepat sehingga Taspen memperoleh imbal hasil lebih awal.

Yoka meyakini bahwa tidak ditemukan penurunan nilai investasi pada instrumen saham dan reksadana berdasarkan hasil audit.

“Adanya penjualan saham dan pencairan reksadana menyebabkan jumlah saham dan reksadana yang tersisa menjadi berkurang,

sementara instrumen investasi lainnya seperti deposito dan obligasi mengalami kenaikan.

karena, pendapatan yang diperoleh perseroan dari penjualan saham dan reksadana langsung direinvestasikan pada instrumen investasi lainnya,” tambah Yoka.

Yoka Krisma Wijaya menegaskan bahwa pembayaran pensiun ASN akan tetap dilakukan seperti biasa,

meskipun eks direktur utamanya tersangkut dalam kasus dugaan korupsi.

Baca juga

Rekomendasi

Saksi Ungkap Pemotor Tewas di Jakbar: Kepala Tertusuk Besi Separator

vina

Sudah Lansia, Jaksa Ringankan Tuntutan SYL

vina

Respons Bijak Suami Kiki Amalia Soal Tambah Momongan

vina

Moderator Debat Capres AS Tanya Akui Palestina, Ini Jawaban Trump

vina

Niat Jenguk Virgoun, Ibunda Datangi RSKO tapi Gagal Bertemu

vina

Isu Tak Benar Usik Ruben Onsu saat Masa Tenang dengan Sarwendah

vina
Memuat....