Senja News – Psikolog Nurchayati Memberikan Tanggapan Mengenai Perseteruan Antara Nikita Mirzani dan Putri Sulungnya, Lolly
Psikolog Nurchayati memberikan tanggapannya mengenai kasus perseteruan antara aktris Nikita Mirzani dan putri sulungnya, Lolly.
Seperti yang diketahui, hubungan Nikita Mirzani dengan Laura Meizani Nasseru Asry atau yang akrab disapa Lolly belum juga membaik setelah terlibat konflik di pertengahan tahun 2023.
Dampak dari konflik tersebut, Lolly memilih untuk tinggal di luar negeri, yang membuat hubungannya dengan ibunya semakin memburuk.
Kini, setelah Lolly pulang ke Indonesia, Nikita Mirzani justru terlihat cuek saat kedatangan putri sulungnya itu.
Psikolog Nurchayati menanggapi hal tersebut.
Menurutnya, konflik antara anak dan orang tua tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi saja, tetapi juga dari berbagai sisi lainnya, misalnya adanya konflik di masa lalu.
“Konflik antara anak dan orang tua ini tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi saja, pasti ada konflik-konflik atau masalah-masalah kecil di masa lalu yang terakumulasi hingga pada saat dihadapkan oleh satu konflik yang mungkin kecil ada pencetusnya
membuat mereka sama-sama merasa bahwa ‘aku sudah tidak ingin lagi atau aku sangat marah sekali atau aku kecewa sekali‘,” ujar Nurchayati, seperti yang dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Kamis (14/3/2024).
Nurchayati tidak menampik bahwa setiap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda terhadap anak-anaknya.
“Namun kembali lagi, tiap orang tua ini punya proses dan pola pengasuhan yang berbeda-beda. Walaupun sebenarnya, secara idealnya adalah saat orang tua mengasuh dengan tetap memasang mindset bahwa anak adalah sosok manusia yang harus diperlakukan setara, bukan makhluk lemah.
Anak juga berhak untuk berpendapat, anak berhak juga untuk mengemukakan perasaan dan kebutuhannya untuk dihargai, untuk diakui, untuk diapresiasi, dan lain sebagainya seperti layaknya manusia dewasa lainnya,” ujar Nurchayati.
“Maka hal itu akan mengecilkan konflik yang mungkin terjadi antara anak dan orang tua,” tambahnya.
Nurchayati menyebut bahwa semakin besar anak, semakin besar pula keinginannya untuk menunjukkan otonominya, menunjukkan kemampuannya.
“Karena semakin besar anak akan semakin ingin menunjukkan kemampuannya, menunjukkan bahwa ‘aku ini punya diriku sendiri, aku punya hidupku sendiri, aku ingin punya kebebasan untuk mengambil keputusan, untuk berkreasi dengan hidupku, dan lain sebagainya‘.
Apakah salah? Ya, ada kalanya memang anak-anak remaja ini salah, karena kembali lagi tadi wawasan masih terbatas, pengalaman masih terbatas, emosinya masih medak-ledak,
maka butuh peran orang tua dengan cara-cara yang lebih bijak, cara-cara yang lebih santun,
tapi disertai dengan relasi yang baik yang sudah dibangun sejak dini sehingga anak percaya sama orang tua,” jelasnya.
Nurchayati menjelaskan bahwa rasa percaya anak terhadap orang tua sangatlah penting. Hal tersebut mampu membuat anak merasa lebih dihargai dan diperlakukan dengan adil.
“Pada saat orang tua memberikan nasihat, si anaknya mudah untuk percaya, mudah untuk melakukan diskusi, karena tadi ada kepercayaan bahwa
‘Oh aku percaya ibuku adalah sosok yang akan betul-betul menjaga aku, mengamankan hidupku, mencintai aku, bahwa ibuku memperlakukan aku selama ini dengan adil, dengan setara, menghargai aku sebagai sosok manusia‘,” jelasnya.
“Saya yakin kalau seperti itu yang terjadi, kecil kemungkinan untuk konfliknya sampai harus berpisah sedemikian rupa.
Jadi kalau anaknya sampai menjauh biasanya dia ingin menunjukkan rasa lelah dengan segala konflik yang terjadi di saat masa lalunya atau proses-proses di mana dia tidak dihargai sebagai anak yang pada akhirnya saat ada kesempatan bebas,
ada kesempatan atau bertemu dengan orang yang membuat dia mampu menampilkan dirinya, maka dia akan mempergunakan kesempatan itu untuk melawan,”
Lebih lanjut, Nurchayati menyarankan agar Nikita Mirzani dan Lolly sama-sama melakukan introspeksi atau refleksi diri.
“Keduanya memang harus melakukan introspeksi ya, atau mungkin refleksi diri,” paparnya.