33 C
Jakarta
12 Oktober 2024
Senja News
NasionalNews

Civitas Universitas Gadjah Mada (UGM) Menggelar “Deklarasi Kampus Menggugat” dan Menyinggung Kekhawatiran Indonesia pada Tahun 2045

Senja News – Sejumlah akademisi dan alumni bersama dengan perwakilan dari berbagai universitas dan elemen masyarakat sipil telah menginisiasi gerakan yang mereka namakan sebagai “ Menggugat”. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk menegakkan etika, konstitusi, dan memperkuat di Republik Indonesia. Acara deklarasi gerakan “Kampus Menggugat” diadakan di Balairung UGM, Sleman, pada hari Rabu (13/3).

Dalam acara tersebut, hadir sejumlah tokoh seperti Wakil UGM, Ari Sudjito; Besar Fakultas UGM, Koentjoro; Ketua PP Bidang dan HAM, Busyro Muqoddas; pakar hukum tata negara, Zainal Arifin Mochtar; Rektor UWM, Edy Suandi Hamid; Rektor UII, Fathul Wahid, dan banyak tokoh lainnya.

Dalam deklarasi ini, ditegaskan bahwa gerakan “Kampus Menggugat” bertujuan untuk mengembalikan martabat etika dan konstitusi yang telah terkoyak selama lima tahun terakhir. Perguruan tinggi dianggap sebagai penjaga etika dan lembaga akademis yang bertanggung jawab dalam membentuk masyarakat yang cerdas, menjaga nilai-nilai keadaban, serta mewujudkan keadilan dan kesejahteraan.

Dalam pernyataan deklarasi yang dibacakan oleh salah satu Guru Besar UGM, Wahyudi Kumorotomo, disampaikan bahwa saat ini adalah momentum bagi negara untuk merenung dan mengevaluasi penurunan kualitas lembaga di Indonesia serta dampaknya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ditegaskan bahwa Reformasi tahun 1998 adalah upaya rakyat untuk mengembalikan amanah konstitusi yang telah terkoyak oleh praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme () pada masa Orde Baru. Namun, para akademisi melihat adanya kemunduran dalam arah reformasi sejak 17 Oktober 2019, ditandai dengan revisi UU KPK dan pengesahan beberapa UU kontroversial lainnya, seperti UU Minerba dan UU Cipta Kerja. Pelanggaran terhadap etika dan konstitusi yang meningkat drastis menjelang Pemilu 2024 juga turut memperburuk kualitas lembaga formal dan informal di Indonesia.

Menurut Wahyudi, kemunduran kualitas lembaga ini akan menjadi hambatan dalam pembangunan bagi siapapun yang menjadi Indonesia pada periode 2024-2029 dan seterusnya. Hal ini juga membuat cita-cita Indonesia Emas 2045 sulit tercapai, dengan bayangan negara yang lebih cemas ketimbang optimis.

Para akademisi menekankan bahwa akademisi memiliki peran penting dalam membentuk pemikiran bangsa dan memajukan peradaban melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pelanggaran terhadap etika oleh elit politik dianggap sebagai ancaman terhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara serta menjauhkan Indonesia dari prinsip negara hukum.

Dalam rangka membangun kembali etika dan norma yang terkoyak serta mengembalikan diri konstitusi yang telah dilanggar, para civitas akademika mengajak untuk:

  1. Memperkuat universitas sebagai lembaga ilmiah independen untuk menyuarakan kebenaran berbasis fakta, nalar, dan penelitian ilmiah.
  2. Mengajak semua elemen masyarakat sipil untuk terus kritis terhadap pemerintahan dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.
  3. Meminta pemegang kekuasaan untuk memegang teguh prinsip-prinsip demokrasi dan menghormati konstitusi dalam menjalankan kekuasaan.
  4. Dalam orasinya, Zainal Arifin Mochtar menekankan perlunya membangun rakyat sebagai bentuk tanggapan terhadap lemahnya lembaga negara dalam menjatuhkan sanksi. Dia juga menyoroti perlunya perlawanan terhadap politik dinasti dan mengajak para akademisi untuk tidak berdiam diri terhadap kejahatan politik.

 

Demikianlah deklarasi yang disampaikan oleh civitas akademika UGM dan berbagai universitas lainnya. Mereka berharap agar gerakan “Kampus Menggugat” dapat menjadi tonggak perubahan dalam menghadapi tantangan menuju Indonesia yang lebih baik pada tahun 2045.

Baca juga

Rekomendasi

Saksi Ungkap Pemotor Tewas di Jakbar: Kepala Tertusuk Besi Separator

vina

Sudah Lansia, Jaksa Ringankan Tuntutan SYL

vina

Respons Bijak Suami Kiki Amalia Soal Tambah Momongan

vina

Moderator Debat Capres AS Tanya Akui Palestina, Ini Jawaban Trump

vina

Niat Jenguk Virgoun, Ibunda Datangi RSKO tapi Gagal Bertemu

vina

Isu Tak Benar Usik Ruben Onsu saat Masa Tenang dengan Sarwendah

vina
Memuat....