24.5 C
Jakarta
9 Januari 2025
Senja News
NasionalNews

Partisipasi Bank Dunia dalam Evaluasi Program Makan Siang Prabowo-Gibran

Senja News – Bank memberikan pandangannya terhadap program yang diusung oleh Menurut Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen, perlu merencanakan program tersebut dengan matang, terutama dalam hal anggaran.

Dalam pernyataannya di Kantor Kemenko Perekonomian , Kahkonen menekankan pentingnya penetapan bentuk dan sasaran program, serta perbandingannya dengan sumber daya yang tersedia saat ini. “Tergantung program seperti apa yang akan dilaksanakan dan bentuknya apa. Semua rencananya harus benar-benar dipersiapkan dan biayanya juga dipersiapkan,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari Antara pada Selasa (27/2).

Hingga saat ini, Bank Dunia masih menunggu rincian lebih lanjut mengenai program makan siang gratis dari pemerintah. Kahkonen menyoroti pentingnya persiapan yang matang, sejalan dengan kebijakan defisit fiskal yang telah ditetapkan oleh Indonesia, yakni sebesar 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Program makan siang dan gratis yang diusung oleh Prabowo-Gibran telah dibahas dalam pembahasan Kebijakan Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025. Program ini dijanjikan sebagai solusi untuk mengatasi masalah stunting dan akan menyasar berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari pra- hingga .

Dalam visi-misi mereka, Prabowo-Gibran juga menyebutkan bahwa bantuan gizi akan diberikan kepada hamil dan balita di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesehatan dan membantu ekonomi keluarga. Dengan target lebih dari 80 juta penerima manfaat dan cakupan 100 persen pada tahun 2029, program ini menjadi bagian dari agenda mereka jika berhasil memenangkan 2024.

Meskipun belum resmi menjadi pemenang, pemerintah sudah mulai merencanakan pelaksanaan program makan siang gratis dengan memasukkannya ke dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Dalam rapat , Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa defisit untuk APBN 2025 telah dirancang dengan mempertimbangkan program-program yang akan dilaksanakan oleh presiden terpilih. Defisit tersebut diperkirakan akan berkisar antara 2,45 persen hingga 2,8 persen dari PDB.

Baca juga

Rekomendasi

Saksi Ungkap Pemotor Tewas di Jakbar: Kepala Tertusuk Besi Separator

vina

Sudah Lansia, Jaksa Ringankan Tuntutan SYL

vina

Respons Bijak Suami Kiki Amalia Soal Tambah Momongan

vina

Moderator Debat Capres AS Tanya Akui Palestina, Ini Jawaban Trump

vina

Niat Jenguk Virgoun, Ibunda Datangi RSKO tapi Gagal Bertemu

vina

Isu Tak Benar Usik Ruben Onsu saat Masa Tenang dengan Sarwendah

vina
Memuat....