Senja News- Kelompok Houthi semakin intensif dalam serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan wilayah perairan lainnya. Mereka berencana menggunakan “senjata kapal selam” sebagai bagian dari serangan tersebut, sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terus diserang oleh Israel.
Pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, menegaskan bahwa serangan-serangan ini akan berlanjut selama Israel tidak menghentikan agresinya di Jalur Gaza. Sejak November tahun lalu, Houthi telah melancarkan serangkaian drone dan rudal di Laut Merah, Selat Bab al-Mandab, dan Teluk Aden untuk mendukung warga Palestina, terutama selama konflik di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 29.000 orang.
Al-Houthi menyatakan bahwa rudal-rudal yang digunakan telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga tidak dapat dicegat atau ditembak jatuh oleh Amerika, meskipun mereka memiliki teknologi yang canggih. Ia juga mengumumkan penggunaan “senjata kapal selam” dalam operasi Houthi di Laut Merah, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sejauh ini, Houthi telah meluncurkan 183 rudal dan drone terhadap target Israel dan menyatakan bahwa 48 kapal telah menjadi sasaran serangan di Laut Merah dan Laut Arab. Al-Houthi menekankan bahwa serangan Houthi di wilayah perairan ini merupakan respons terhadap peningkatan operasi militer Israel di Jalur Gaza. Ia juga menyebut bahwa upaya balasan dari AS dan Inggris tidak mampu menghentikan kelompok Houthi.
Serangkaian serangan Houthi ini telah mengakibatkan gangguan pada rute maritim global, menyumbang sekitar 12 persen dari lalu lintas maritim global. Dampaknya memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengambil jalur pengiriman yang lebih panjang dan mahal di sekitar benua Afrika.