Senja News – Desakan Israel untuk membebaskan sandera dari Hamas semakin memanas, dengan ancaman serangan terhadap kota Rafah selama bulan Ramadan. Menteri Kabinet Perang Israel, Benny Gantz, menegaskan bahwa Israel bersedia menyerang kota tersebut jika Hamas tidak segera melepaskan sandera yang mereka tahan.
“Saya ingin menyatakan dengan jelas, Hamas memiliki pilihan. Mereka dapat melepaskan sandera dan memungkinkan warga Gaza merayakan Ramadan tanpa ancaman serangan,” tegas Gantz dalam konferensi di Yerusalem seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (19/2/2024).
Rafah, yang memiliki lebih dari 1,4 juta penduduk, menjadi pusat perhatian setelah serangan Israel terhadap Gaza pada Oktober tahun lalu, memaksa banyak warga Palestina mencari perlindungan di kota tersebut.
Gantz menyatakan bahwa Israel akan berkoordinasi dengan Amerika Serikat dan Mesir dalam merencanakan serangan terhadap Rafah. Koordinasi ini, menurutnya, bertujuan untuk meminimalisir risiko terhadap korban sipil. Ancaman serangan akan diperluas ke Rafah jika Hamas tidak segera membebaskan sandera, demikian pernyataan Gantz di Yerusalem.
Ancaman serangan ke Rafah juga telah disuarakan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Pada laporan AFP, Netanyahu mengungkapkan bahwa kegagalan melakukan tindakan militer di Rafah akan dianggap sebagai kekalahan dalam konflik dengan Hamas.
“Bahkan jika kami harus mengejarnya, kami akan memasuki Rafah,” tegas Netanyahu pada Minggu (18/2).
Situasi semakin tegang di kawasan tersebut, dengan ancaman serangan selama bulan Ramadan menggambarkan eskalasi ketegangan antara Israel dan Hamas.