26 Januari 2025
Senja News
NasionalNewsPolitik

Analisis Drone Emprit Mengenai Dirty Vote: Sentimen Positif Lebih Menonjol di X Dibanding TikTok

Senja News – Drone Emprit telah melakukan terhadap percakapan di X () dan , serta liputan media mengenai dokumenter Dirty Vote karya Dandhy Laksono. Analisis ini dilakukan pada periode 10-12 Februari 2024 dengan menggunakan sumber dari X, TikTok, dan online yang menggunakan kata kunci Dirty Vote dan DirtyVote.

Menurut peneliti Drone Emprit, Ismail Fahmi, melalui akun X-nya @ismailfahmi, pada Senin, 12 Februari 2024, sentimen terbesar di Twitter adalah negatif (50 persen) yang berisi kritikan terhadap berbagai pihak yang disebut dalam film. Sedangkan sentimen positif (43 persen) mencakup dukungan terhadap film tersebut. Ismail menyatakan bahwa peta SNA menunjukkan satu kluster besar yang mendukung film ini, sedangkan klaster yang kontra sangat kecil dan berada di pinggiran peta SNA. Hal ini menandakan bahwa film ini memberikan tekanan yang cukup besar, sementara penolakan yang kurang signifikan.

Ismail menjelaskan, “Emosi yang paling dominan adalah kemarahan. Berisi kekesalan melihat adanya skenario pada 2024, menantang mereka yang menyebut film ini fitnah, dan mengajak untuk menyikapi film ini dengan bijak agar rakyat tidak marah. Sebaran pengguna Twitter yang terlibat dalam percakapan cukup luas, meliputi , Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua.”

Di TikTok, Ismail menyatakan bahwa data mention yang berhasil diambil oleh crawler hanya terbatas pada video yang menjadi FYP (for your page) dengan kata kunci “Dirty Vote”. Meskipun jumlah video secara keseluruhan mungkin jauh lebih banyak, sentimen negatif (52 persen) terhadap film ini di TikTok lebih besar daripada sentimen positif (41 persen). Sentimen negatif ini sebagian besar berasal dari pendukung -Gibran yang menganggap Dirty Vote sebagai fitnah dan kampanye hitam yang sengaja dikeluarkan pada hari tenang.

“Sementara sentimen positif sebagian besar terkait dengan video yang dibuat oleh akun pendukung Ganjar, meskipun 03 juga disebut dalam film ini. Mereka membuat highlight dari video di ke dalam video-video pendek di TikTok,” tambah Ismail.

Dalam konteks berita online, Ismail mencatat bahwa kontroversi Dirty Vote mendapat tanggapan beragam, mulai dari tuduhan fitnah hingga dianggap sebagai penyampaian fakta penting tentang dugaan kecurangan dalam pemilu. Beberapa tokoh, termasuk Wakil Ketua Tim Kampanye Prabowo-Gibran, menuduh film tersebut berisi fitnah dan narasi kebencian yang tidak berdasar.

Selain itu, pandangan pakar dan tokoh publik berbeda-beda. Pakar hukum memberikan poin penting dalam film tersebut, sementara beberapa tokoh seperti memberikan tanggapan yang lebih netral. Politisi dan artis, seperti Raka, memberikan reaksi yang beragam, mulai dari permintaan bukti kecurangan hingga kritik terhadap timing dan isi film. Beberapa media dan pihak lain menganggap film ini sebagai bentuk pendidikan politik bagi masyarakat, membuka diskusi tentang kecurangan dalam pemilu, dan pentingnya integritas dalam proses demokrasi.

Secara umum, “Dirty Vote” menciptakan polarisasi opini di kalangan masyarakat, dengan beberapa pihak mendukung isi film sementara yang lain mengecamnya. Film ini telah menjadi titik fokus dalam debat publik tentang kejujuran dan integritas dalam pemilu, menggambarkan dinamika politik saat ini di , dan menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses demokrasi.

Baca juga

Rekomendasi

Saksi Ungkap Pemotor Tewas di Jakbar: Kepala Tertusuk Besi Separator

vina

Sudah Lansia, Jaksa Ringankan Tuntutan SYL

vina

Respons Bijak Suami Kiki Amalia Soal Tambah Momongan

vina

Moderator Debat Capres AS Tanya Akui Palestina, Ini Jawaban Trump

vina

Niat Jenguk Virgoun, Ibunda Datangi RSKO tapi Gagal Bertemu

vina

Isu Tak Benar Usik Ruben Onsu saat Masa Tenang dengan Sarwendah

vina
Memuat....