Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, menegaskan bahwa serangan baru-baru ini di Irak dan Suriah hanyalah langkah awal, menandakan kesiapan Amerika Serikat (AS) untuk mempertimbangkan opsi perang dengan Iran. Sullivan menyampaikan pernyataan ini dalam wawancara di stasiun televisi CBS pada Minggu (4/2/2024). Ia menyatakan bahwa AS siap untuk meningkatkan ketegangan dengan Iran, mengindikasikan bahwa akan ada langkah-langkah lebih lanjut yang akan diambil.
“Ini adalah awal dari respons kami, akan ada langkah-langkah lebih lanjut,” kata Sullivan, memberi sinyal bahwa AS bersiap untuk mengambil tindakan lebih agresif dalam konfrontasinya dengan Iran. “Langkah-langkah itu ada yang akan terlihat, ada pula yang mungkin tidak terlihat,” tambahnya.
Serangan balasan AS terhadap lebih dari 85 target Pasukan Quds IRGC Iran dan kelompok afiliasinya di Suriah dan Irak pada Jumat tengah malam atau Sabtu dini hari menewaskan sekitar 40 orang. Tindakan ini diambil sebagai tanggapan atas kematian tiga anggota militer AS dalam serangan drone kelompok milisi pro-Iran terhadap pangkalan Amerika di Yordania pekan lalu.
Sullivan juga menyatakan dukungan pemerintahan Biden terhadap “Solusi Dua Megara” bagi konflik antara Palestina dan Israel. Meskipun tidak menjelaskan secara rinci, Sullivan mengatakan bahwa “pengaturan apa pun harus mencakup jaminan keamanan bagi Israel.” Namun, tidak dijelaskan jaminan keamanan untuk negara Palestina yang berdampingan dengan Israel.
Reaksi negatif datang dari Irak dan Iran terhadap serangan AS. Kementerian Luar Negeri Irak menegaskan penolakannya terhadap penggunaan wilayahnya sebagai arena konflik, sementara Iran menyebut serangan AS sebagai kesalahan besar dan strategis. Ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat, menciptakan situasi yang rumit dan penuh tantangan.