Senja News – Dalam debat kelima Pilpres 2024, persoalan penyaluran bansos menjadi sorotan, dan dua tokoh terkemuka, Kaesang Pangarep dan Anies Baswedan, menyampaikan pandangan mereka yang cukup kritis terkait isu ini.
Kaesang Pangarep, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan putra bungsu Presiden Joko Widodo, menyoroti pentingnya penyaluran bansos secara tepat sasaran dan tepat waktu. Baginya, meskipun penting untuk memastikan bansos sampai kepada yang membutuhkan, tantangan yang lebih besar adalah ketika bansos tersebut menjadi korban tindak korupsi. “Saya rasa memang bansos harus tepat sasaran. Tapi balik lagi, dan bansos itu harus tepat waktu,” ujar Kaesang.
Kaesang juga memberikan apresiasi terhadap penampilan Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 2, dalam debat kelima. Baginya, Prabowo secara solutif menyampaikan banyak solusi untuk berbagai persoalan bangsa.
Sebelumnya, kasus korupsi bansos selama pandemi pernah ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), melibatkan menteri sosial saat itu, Juliari Batubara. Juliari adalah kader PDI-P, partai yang saat ini mendukung pasangan Ganjar-Mahfud.
Dalam debat terakhir, Ganjar, calon presiden dari pasangan tersebut, mengajukan pertanyaan kepada Anies Baswedan mengenai persoalan bansos yang sedang menjadi fokus perhatian. Ganjar mengungkapkan keprihatinan bahwa bansos seringkali bermasalah karena tidak tepat sasaran dan diklaim oleh pihak-pihak tertentu.
Anies, sebagai responden, mengingatkan tentang tujuan sejati pemberian bansos dari pemerintah untuk masyarakat miskin. Menurutnya, bansos seharusnya diberikan sesuai kebutuhan penerima tanpa memicu klaim atau kecemburuan. Anies juga menekankan konsep bansos tanpa pamrih, di mana bantuan disalurkan sesuai dengan kebutuhan riil penerima, baik itu pada bulan ini atau tiga bulan ke depan.
Dengan pandangan yang beragam dari Kaesang dan Anies, isu penyaluran bansos menjadi perbincangan yang penting dalam konteks persiapan Pilpres 2024.