Berita Dalam Negri, Senja News – Aksi Mahasiswa berskala nasional yang akan diselenggarakan pada 11 April 2022 ini bertujuan untuk menyampaikan aspirasi masyarakat. Menariknya, aksi ini bertepatan dengan bulan ramadhan.
Banyak pihak yang pro dan kontra, bahkan terjadi tindak peretasan WhatsApp dan sosial media Koordinator BEM SI. Tapi, meski demikian mahasiswa tetap tidak gentar untuk menyuarakan aspirasinya.
Terutama terkait dengan pengunduran pemilu 2024 dan masa jabatan presiden tiga periode. Sebab, hal tersebut sudah mengkhianati reformasi dan konstitusi. Tidak hanya itu, mahasiswa juga menolak kenaikan harga kebutuhan pokok.
Seperti yang diketahui bahwa awal tahun ini, harga bahan pokok semakin meroket. Dari mulai minyak goreng, kedelai, hingga BBM.
Terkait hal ini, MUI membuka suara. Menurut Anwar Abbas selaku Wakil Ketua Umum MUI, aksi mahasiswa tersebut tidak perlu dihalangi. Apa lagi sampai menggunakan peluru tajam yang bisa melukai peserta aksi.
Sehingga, mahasiswa bisa menyampaikan tuntutannya dengan baik. Jika sampai aparat justru bertindak represif, justru akan meninggalkan luka di hati masyarakat.
Sebab, sejatinya mahasiswa menyampaikan aspirasi terkait kondisi indonesia saat ini. Aksi tersebut menjadi salah satu perwujudan negara demokrasi.
Jika aksi tercemar dengan tindak represif dari aparat yang seharusnya mengamankan peserta, maka ini menjadi tanda buruk dalam kehidupan demokrasi. Wakil Ketum MUI juga memberi himbauan kepada peserta.
Anwar juga mengatakan agar peserta aksi juga tidak bersikap anarkis saat menyampaikan aspirasinya. Usahakan mereka tetap tertib dan tidak perlu terprovokasi, serta tetap menjaga kebersihan lingkungan.
Baca juga : NATO Siapkan Militer di Perbatasan Dampak Agresi Rusia