Berita Mancanegara, Senja News – Saat ini NATO sedang mempersiapkan hadirnya militer permanen di wilayah perbatasannya untuk menghadapi agresi Rusia di masa depan. Tindakan ini dilakukan sebagai konsekuensi atas tindakan Vladimir Putin.
Hal tersebut secara resmi disampaikan oleh Jens Stoltenberg yang merupakan Sekretaris Jenderal NATO. Ia juga mengatakan bahwa kondisi saat ini adalah kenyataan baru yang harus dipersiapkan untuk keamanan Eropa.
Apa yang NATO lakukan adalah sebuah adaptasi jangka panjang untuk mempersiapkan segala kemungkinan di masa depan. Stolenberg bahkan mengatakan saat ini NATO sedang melakukan pertimbangan ulang.
Pengaturan ini nantinya akan menggeser peran pasukan di negara Eropa Timur. Ini merupakan pencegahan tripwire yang menjadi pencegahan secara penuh dalam kasus serangan Rusia terhadap Ukraina.
Pencegahan ini lebih mengarah kepada bentuk penolakan atau pertahanan. Keputusan mengenai pengaturan ulang tersebut akan dibahas pada pertemuan puncak anggota NATO.
Pertemuan ini rencananya diselenggarakan di Madrid bulan Juni mendatang. Pentingnya pembahasan tersebut dikarenakan banyaknya dampak negatif atas serangan Rusia.
Bahkan serangan ini menjadi pemicu krisis pengungsi terbesar di Eropa setelah peristiwa Perang Dunia II. Akibar serangan tersebut membuat berbagai negara Barat untuk memperbaiki kebijakan pertahanannya.
Dampak buruk lainnya adalah banyak fasilitas publik di ukraina yang rusak akibat serangan dari Rusia. Bahkan, warga sipil yang menjadi korban juga sangat banyak jumlahnya.
Kematian warga sipil tersebut tentunya menimbulkan kecaman besar-besaran secara internasional terhadap tindakan Rusia. Dampaknya, beberapa negara sudah memutus kegiatan ekonomi dengan Rusia.
Baca juga : Marquez Berusaha Percaya Diri Jelang MotoGP Amerika