Tangerang, Senja News – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menolak Amerika Serikat (AS) yang menggagas pengiriman rudal S-400 ke Ukraina untuk melakukan perlawanan terhadap invansi Rusia. Erdogan memastikan bahwa senjata canggih tersebut milik Turki untuk keamanan negara.
Menurut surat kabar dari Hurriyet, Jumat (25/03/2022), Presiden Turki tersebut juga telah menutup permasalahan pengiriman S-400 ke Ukraina. Fahrettin Altun sebagai Kepala Departemen Komunikasi Administrasi Kepresidenan Turki juga telah memberi tanggapan cukup pada AS.
Sebelumnya Fahretin Altun telah memberikan opini di Wall Street Journal bahwa penyerahan senjata pertahanan yang dibeli dari Rusia ke Ukraina sangat tidak realistis. Sebaliknya, Barat seharusnya masok persenjataan ke Turki tanpa prasyarat guna memperbaiki hubungan.
Bukan hanya mengklarifikasi tentang S-400, Erdogan juga berencana membahas KTT NATO di Brussels dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Turki sendiri tidak akan bergabung dengan NATO untuk menjatuhkan sanksi Rusia, terutama mengenai kebutuhan energi.
Setengah dari kebutuhan gas alam yang dikonsumsi merupakan pasokan dari Rusia termasuk pembangunan PLTN Akkuyu dengan Rusia. Oleh sebab itu, Presiden Turki menganggap bahwa hal ini tidak boleh dikesampingkan dan harus lebih peka.
Erdogan tidak dapat membiarkan masyarakatnya kedinginan pada musim dingin serta memulai lagi industri sepenuhnya. Apalagi dengan kebutuhan dari 85 juta orang di negara tersbut wajib terpenuhi.
Presiden Erdogan juga menjawab pertanyaan wartawan di pesawat setelah kembali dari Brussels. Ia mengungkap bahwa telah mengevaluasi sanksi PBB, namun tetap tidak bisa mengesampingkan hubungan yang terjalin dengan Rusia.
Baca juga : Ganda Fajar-Rian Masuk Semifinal Usai Pertandingan Sengit