Jakarta, Senja News – Pemindahan Ibu Kota Indonesia menjadi topik yang begitu sering dibicarakan sejak berita tersebut muncul di era pemerintahan Joko Widodo. Padahal rencana tersebut sudah pernah dilakukan dari mulai era Presiden Soekarno.
Presiden Indonesia, Joko Widodo menceritakan bahwa rencana pemindahan sudah ada sejak era Soekarno, Soeharto dan SBY. Tapi semuanya belum terealisasikan. Jokowi menegaskan bahwa rencana tersebut telah ada sejak tahun 1957.
Pada tahun itu, niatnya Ibu Kota akan dipindah ke Palangkaraya. Alasan presiden terdahulu tidak juga memindahkan Ibu Kota, karena adanya pergolakan, rencana yang terus muncul sehingga tidak jadi.
Presiden Berharap Pemindahan Cepat Dilakukan
Karena kajian tentang pemindahan Ibu Kota sudah berlangsung sejak tahun 1957, ketika Jokowi terpilih menjadi presiden di tahun 2014, diangkat kembali kajian tersebut.
Bahkan sang presiden memerintahkan untuk melakukan kajian mengenai dampak dari kemungkinan yang terjadi, ketika ibu kota dipindahkan.
Usai pilpres 2019, akhirnya Jokowi telah selesai membahas kajian tersebut. Telah diputuskan pula bahwa Ibu Kota berpindah ke Penajem Pasar Utara, Kalimantan Timur.
Setelah itu disusul pula dengan keputusan pengesahan Undang-Undang No. 2 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara.
Jokowi berharap bahwa pembangunan Ibu Kota Negara baru dapat segera selesai. Sang Presiden juga menginginkan dukungan dari seluruh komponen masyarakat Indonesia mengenai proyek tersebut.
Menurutnya, memang lokasi yang terpilih cukup bagus sebagai Ibu Kota Negara Indonesia yang baru. Sebab, lokasinya ada di tengah-tengah Indonesia.
Baca juga : 3 Bantuan China Untuk Rusia yang Diduga Untuk Invasi Ukraina