Daftar isi
Jakarta, Senja News – Menjelang Ramadhan, harga pangan terus melonjak membuat masyarakat mengeluh setelah kelangkaan minyak goreng yang masih terjadi sampai saat ini. Semua serba mahal dan langka, Pemerintah daerah mendesak pada pemerintah pusat untuk mengatasi permasalahan ini.
Karena yang berkewenangan untuk melakukan pengendalian harga bahan pokok di pasar adalah pemerintah pusat. Sehingga pemerintah pusat diminta untuk lebih serius lagi mengatasi masalah ini
Apalagi saat mulai mendekati menjelang Ramadhan biasanya harga bahan pokok menjadi serba naik. Oleh karena itu Pemerintah Pusat melalu Kementerian Perdagangan harus melakukan tata distribusi bahan pokok dengan baik agar bisa mengendalikan harga bahan pokok di pasar.
Giliran Cabai Rawit Merah yang Naik
Di Awal tahun 2022 ini, masyarakat Indonesia dihadapkan dengan menaiknya harga minyak goreng hingga terjadi kelangkaan setelah pemerintah pusat mengumumkan harga standar nasional untuk minyak goreng subsidi adalah Rp 14000.
Hingga saat ini minyak goreng masih langka dan susah untuk ditemukan. Karena hal ini semua ritel di Indonesia memutuskan untuk memberikan kupon untuk belanja minyak goreng kepada satu orang untuk membeli satu pcs minyak.
Cara ini digunakan untuk mencegah masyarakat melakukan panic buying sehingga membuat barang tambah langka. Tetapi, kondisi ini tidak bisa terus berlarut-larut pemerintah pusat harus mengatasi akar masalah dari kelangkaan minyak goreng.
Belum usai dengan masalah minyak goreng, daging sapi dan daging ayam potong juga ikutan naik menjelang memasuki bulan ramadhan tahun ini. kabarnya harga daging sapi tembus hingga Rp 140.000/kilogram.
Harga normal dari daging sapi sebenarnya adalah Rp 120.000/kilogram. Kenaikan ini membuat beberapa pengrajin bakso sapi berhenti produksi sementara. Sedangkan daging ayam potong ikut-ikutan naik dengan catatan rata-rata harga daging ayam nasional adalah Rp 42.730/kg.
Setelah daging dan tempe, kedelai juga naik membuat pengrajin tempe dan tahu seluruh Indonesia mogok berjualanan dan memproduksinya selam tiga hari berturut-turut. Dampak dari kenaikan kedelai ini pengrajin tempe dan tahu menyiasatinya dengan memperkecil ukuran tempe dan tahunya agar tetap bisa dijual dengan harga normal.
Setelah beberapa bahan pokok tersebut saat ini giliran cabai rawit merah yang melonjak. Harganya sampai Rp 72.802/kilogram. Serta cabai merah besar mengalami kenaikan Rp 360 menjadi Rp 49.871/kilogram.
Upaya Pemerintah Pusat untuk Menekan Harga Pasar
Bagaimana harusnya upaya pemerintah jika terjadi harga pasar yang terus melambung tinggi. Pemerintah pusat memutuskan untuk menerapkan operasi pasar sebagai strategi menekan pasar untuk bisa menekannya.
Tidak semua daerah diterapkan operasi pasar ini, beberapa daerah yang diterapkan operasi pasar ini diantaranya adalah pasar Rakyat Phula Kerti Denpasar, Pasar Bawang Pekanbaru, Pasar Motor Kijang Kabupaten, dan masih banyak lagi.
Tetapi pertanyaan yang muncul saat ini, masih efektifkan upaya pemerintah tersebut untuk mekan harga pasar. Disampaikan oleh ahli Ekonom Indef Enny Sri Hartati menyebutkan operasi pasar lewat barang impor saja tidak cukup lagi.
Tetapi cara ini juga bisa menjadi sangat efektif jika pemerintah pusat melakukannya secara masif dan melibatkan beberapa pihak seperti pedagang yang bersangkutan. Pemerintah pusat juga harus selalu siap menyediakan stok mejelang Ramadhan tahun ini.
Jika tidak dilakukan dengan baik, upaya pemerintah menekan harga pasar tentu saja akan tidak membuahkan hasil yang signifikan serta dan sia-sia karena harga tetap naik dan barang menjadi lebih melandai.
Untuk itu, dalam melakukan operasi pasar yang baik dan membuahkan hasil yang diinginkan butuh kesungguh-sungguhan. Penyediaan barang impor juga harus cukup untuk memenuhi masyarakat Indonesia.
Baca juga : 3 Kali Lolos dari maut, Siapa Sebenarnya Sosok Presiden Ukraina Zelensky