Daftar isi
Jakarta, Senja News – Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina tanggal 24 Februari lalu membawa banyak pengaruh secara internasional. Terutama untuk daerah-daerah pecahan Uni Soviet, termasuk penerbangan menjadi terganggu.
Akibat adanya bombardir dan gempuran rudal dari Rusia, ukraina telah menutup wilayah udaranya. Hal ini karena sangat berbahaya bagi penerbangan sipil dengan adanya penggunaan senjata militer tersebut.
Demi melindungi semua penerbangan yang berlangsung maka jalan terbaik adalah jangan pernah menggunakan jalur Ukraina lagi. Hal ini tentu mempengaruhi semua transportasi udara secara internasional.
Semua penerbangan terpaksa memilih jalur lain meski memutar dan mencari jalur lebih jauh dari biasanya. Hal ini tentu mempengaruhi waktu perjalanan serta mempengaruhi bahan bakar yang digunakan selama perjalanan.
Penerbangan Internasional Menjadi Kacau
Agresi militer antara Rusia vs Ukraina membuat penerbangan internasional menjadi kacau. Semua pesawat yang biasanya transit ke Ukraina atau melewati wilayah udara Ukraina terpaksa memilih jalur lain demi keselamatan.
Hal ini membuat ratusan penerbangan yang melalui zona Ukraina menjadi kacau dan sangat terganggu. Bahkan berdasarkan tinjauan dari situs pemantau penerbangan FR24 (Flightradar24) wilayah udara Ukraina bersih dari pesawat komersial.
Seluruh pesawat dari Ukraina serta yang menuju wilayahnya pun di stop. Akibatnya setiap penerbangan internasional tidak lagi berani melewati zona tersebut dan memilih alternatif jalur lain.
Meski hal ini mempengaruhi konsumsi bahan bakar serta konsumsi waktu jadi semakin meningkat. Seluruh pengguna jalur ini telah di wanti-wanti agar tidak memilih jalur yang terkena imbas perang.
Bahkan Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) telah mewanti-wanti semua daerah udara dan langit Ukraina-Rusia hingga dalam jarak 100 mil dari perbatasan masih berisiko tinggi terdampak peperangan.
Ia menambahkan keterangan alasan mengapa sebaiknya mengalihkan jalur karena secara khusus terdapat risiko penerbangan sipil akan menjadi sasaran empuk akibat terjadinya kesalahan identifikasi pesawat sipil.
Hal tersebut terjadi akibat penggunaan berbagai alat peperangan baik darat atau udara akan terkena imbas bagi penerbangan sipil yang beroperasi pada ketinggian dari zona peperangan tersebut.
Jalur Penerbangan Terpaksa Dialihkan
Paparan dari lembaga EASA tersebut menjadi alasan kuat setiap penerbangan melalui wilayah udara peperangan harus dialihkan. Hal ini demi keselamatan pada para penumpang ataupun petugas pesawat.
Mereka bahkan menambahkan bahwa Kementrian Pertahanan Rusia telah mengirim pesan darurat ke Ukraina mengenai risiko tinggi untuk penerbangan komersil yang melintas wilayah perang.
Penggunaan senjata dan peralatan militer bisa salah identifikasi pesawat hingga salah target penyerangan. Mereka meminta agar kontrol lalu lintas pada Ukraina agar menghentikan semua jenis penerbangan.
Terjadinya blokade pada wilayah tersebut membuat semua negara pecahan Uni Soviet terdampar. Setiap orang yang ingin bepergian menggunakan transportasi udara harus berpikir ulang.
Bahkan warga sipil dari Ukraina yang ingin mencari perlindungan atau mengungsi menggunakan pesawat tidak bisa dilakukan. Mereka terpaksa harus memilih jalur lain jika ingin melakukan perjalanan mengungsi.
Transportasi pesawat sama sekali tidak beroperasi dari Ukraina. Hal ini tentu membuat warga sipil semakin cemas dan mengalihkan cara lain untuk melakukan pengungsian menuju negara lain lebih aman.
Tidak hanya itu orang-orang yang ada di luar negeri dari Ukraina juga terdampar tidak bisa melakukan perjalan pulang. Kementrian Luar Negeri Ukraina telah mendata orang-orang tersebut.
Penerbangan sipil harus memperioritaskan keselamatan dan keamanan dari konflik antarnegara antara Ukraina vs Rusia setelah pernah ada kejadian pencaplokan Crimea pada tahun 2014 lalu.
Kejadiannya terjadi pada Malaysia Airlines MH17 yang tertembak jatuh oleh rudal saat melintasi daerah Ukraina Timur pada saat terjadi pergolakan. Akibatnya seluruh penumpang dalam pesawat tewas.
Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina tanggal 24 Februari lalu membawa banyak pengaruh secara internasional. Terutama untuk daerah-daerah pecahan Uni Soviet
Baca juga : Wisata Unik Menikmati Pedesaan Naik Gerobak Sapi di Bantul