Daftar isi
Jakarta, Senja News – Berdasarkan data yang diperoleh, perkembangan covid 19 saat ini mengalami pergeseran tren kasus. Jika sebelumnya seluruh pusat kasus terjadi di pulau Jawa-Bali, kini sudah tidak lagi.
Terjadi pergeseran ke berbagai provinsi yang ada diluar dari kedua wilayah tersebut. Pernyataan tersebut dikonfirmasi langsung oleh Budi Gunadi Sadikin selau Menteri Kesehatan.
Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah melihat bahwasanya terjadi penurunan kasus pada Jawa-Bali, sedangkan hal tersebut bersebrangan dengan kondisi diluar kedua wilayah tersebut mengalami kenaikan kasus.
Ia juga menambahkan kalau perbandingan kasus sebelumnya di pulau Jawa-Bali dan didaerah luarnya diperkirakan 97%. banding 3%. Namun terdapat pergeseran kini perbandingannya antara 72% dan 28%.
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa terjadi pergeseran yang signifikan terutama diluar kedua pulau yakni Jawa-Bali. Tentunya ini menjadi kabar baik sekaligus kabar buruk.
Selaras dengan ungkapan menteri kesehatan, Juru bicara pemerintah dalam penanganan Covid19 juga menyebutkan hal serupa. Serta memberikan peringatan pada masyarakat untuk terus waspada.
Prof Wiku Adisasmito menekankan untuk terus waspada. Terlebih untuk wilayah diluar pulau Jawa dan Bali, karena tren Covid19 saat ini telah mengalami pergeseran.
Data Lengkap Satgas Penanganan Covid-19
Melalui data satgas penanganan covid-19, disebutkan bahwa selama ini kasus yang terjadi di dalam negeri selalu di dominasi oleh wilayah yang berada disekitar antara pulau Jawa-Bali.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu kondisi tersebut mulai membaik, dan terdapat penurunan kasus. Namun sayangnya penurunan tersebut diikuti oleh kenaikan kasus pada tempat-tempat lain yang berada diluar pulau tersebut.
Kenaikan yang terjadi sangat cepat dan tak terkendali, jika sebelumnya pada bulan januari hanya ditemukan 600 kasus saja, kini bisa mencapai 95rb kasus.
Artinya kenaikan tersebut mengalami peningkatan hingga 300 kali lipat jumlahnya. Ini merupakan tingkat tertinggi karena sebelumnya tidak pernah terjadi.
Setidaknya ada beberapa provinsi yang mengalami peningkatan jumlah kasus, pada data akhir 2022. Dimulai dari Sumatera Utara, kemudian disusul Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Lampung, Papua, Riau dan berbagai wilayah lain.
Wilayah-wilayah tersebut adalah urutan kasus yang mengalami jumlah peningkatan tertinggi hingga terendah. Seluruh kasus tersebut cukup tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Akibat kenaikan kasus juga menjadikan tingkat kematian menjadi naik. Dari berbagai wilayah yang telah disebutkan tadi setidaknya terdapat kenaikan 29 kali lipat jumlah kematian.
Tentunya angka tersebut sangat tinggi jika dibandingkan bulan sebelumnya pada awal bulan januari hanya ditemukan 1 atau 5 kematian saja tiap minggunya.
Urutan jumlah kematian dari tertinggi hingga terendah saat ini dipegang oleh Kalimantan Selatan, kemudian diikuti Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Lampung hingga Kalimantan Timur.
Data Berdasarkan BOR (Bed Occupancy Rate)
Berkat kenaikan yang terjadi sehingga BOR (Bed Occupancy Rate) juga mengalami kenaikan. Beberapa wilayah yang mengalami kenaikan diantaranya Sumatera Selatan, Sulawesi Utara kemudian Sulawesi Selatan, Lampung Kalimantan Timur, Barat dan beberapa wilayah lain.
Sementara ini Sumatera Selatan menduduki BOR tertinggi yakni mengalami 45% kenaikan. Sedangkan wilayah lain yang disebutkan rata-rata mencapai 30% kenaikan.
Peningkatan tersebut terjadi akibat varian baru yang dinilai sangat mudah tersebar yakni omicron. Varian omicron kini mendominasi hampir seluruh wilayah Indonesia, terlebih penularannya sangat cepat.
Oleh karenanya Wakil Menteri Kesehatan RI juga menyebutkan alasan luar pulau Jawa dan Bali mengalami kenaikan karena mobilitas masyarakat antar pulau dinilai sangat tinggi.
Baca juga : Beberapa Makanan dan Minuman yang Dapat Membuat Bad Mood