Daftar isi
Jakarta, Senja News – Adanya varian covid-19 terbaru, yaitu omicron yang kini sudah banyak dialami warga Indonesia, lembaga kesehatan mulai menyerukan untuk warga masyarakat melakukan vaksin booster. Tapi apakah itu efektif dalam mencegah varian baru tersebut?
Belum lama ini bahkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC Amerika Serikat, memberikan pernyataan atas efektivitas dari varian vaksin mrNA. Apa saja jenisnya dari mRNA tersebut? Yaitu Pfizer, BioNtech, dan moderna.
Pihak peneliti dari CDC menyatakan bahwa efektivitasnya dari ketiga jenis vaksin tersebut, akan menurun setelah 4 bulan. Sementara itu, kemampuan vaksin dalam melawan virus entah untuk yang gejala sedang atau berat, hanya bertahan 2 bulan saja.
Haruskah Masyarakat Mendapatkan Booster Tambahan?
Sudah banyak masyarakat Indonesia melakukan vaksinasi booster, atau vaksin yang ketiga. Hal tersebut dikarenakan lonjakan omicron di tanah air terus meningkat pesat.
Bahkan PPKM level ketiga sudah diberlakukan guna mengurangi kerumunan dan pencegahan untuk tertularnya virus secara meluas. Pendemi memang belum berakhir, hal tersebut seperti makanan sehari-hari 2 tahun terakhir.
Baru-baru ini, penelitian dari Amerika Serikat sedikit membuat kita menjadi resah. Sebab, mereka menyatakan bahwa efektivitas vaksin yang sudah-sudah itu hanya bertahan sampai 4 bulan saja. Menurun drastis secara substansial.
Maka dari itu, peneliti menyatakan jika orang-orang yang terindikasi beresiko tinggi terkena virus, wajib dilakukannya vaksin booster. Demi kesehatan bersama, dan terhindar dari virus varian terbaru.
Dilansir banyak dari The Scientist dikatakan bahwa para peneliti akhirnya mau melakukan pengukuran terhadap tingkat efektivitas dari jenis vaksin mNRA yang telah disebutkan tadi.
Hal tersebut guna mencegah adanya tindakan rawat inap, kunjungan ke unit gawat darurat di rumah sakit, serta penerimaan fasilitas kesehatan darurat lainnya. Berdasarkan penelitiannya dari :
- 241 ribu lebih untuk kunjungan ke unit gawat darurat dengan menggunakan fasilitas perawatan daruratnya.
- Dan 93 ribu lebih untuk orang dewasa yang melakukan rawat inap di atas 18 tahun dan telah menerima 2 sampai 3dosis vaksin.
Berdasarkan sample penelitian yang di atas telah dilakukan, sebanyak 91 persen dari orang yang telah menerima booster, cukup efektif dalam pencegahan rawat inap selama dua bulan. Itu untuk virus varian apa saja.
Namun, setelah empat bulan berlangsung, tingkat efektivitas tersebut benar-benar turun. Bahkan mencapai 78 persen. Angka yang cukup fantastis.
Solusi Terbaik Mengenai Vaksin Booster
Jika berdasarkan pada penelitian yang ada di atas, memang kemungkinan besar di masa depan nanti vaksin sebagian akan kehilangan kemampuannya dalam menghalau virus dan penyakit parah pada orang dewasa.
Khususnya orang dewasa yang berumur 65 tahun, beresiko tinggi untuk terkena virus akan jauh lebih mudah. Namun, kemampuan vaksin akan tetap baik pada usia di bawahnya dan mereka masih muda. Tentu saja dengan kekebalan tubuh yang baik juga.
Meski telah melakukan penelitian di atas, tapi masih belum bisa dipastikan mana paling perlu booster tambahan. Pejabat kesehatan dari federal saja belum memutuskan siapa yang beresiko tinggi terkena lagi setelah menerima vaksin ketiga.
Jika sudah mengetahuinya, pejabat kesehatan federal sudah menentukan, mana lapisan masyarakat yang diperuntukkan untuk mendapatkan booster lagi.
Anthony Fauci dari National Institute of Allergy and infectious Disease menyatakan, bahwa kebutuhan booster tambahan atau vaksinasi keempat setelah dapat mNRA, bisa diprioritaskan ke faktor usia.
Namun, jika melihat dari usia saja memang tidak efektif. Jadi, harus lihat pula mengenai kondisi yang mendasarinya. Topik ini masih terus dibicarakan, hingga bisa menemui titik temunya.
Baca juga : Daftar Kampus Terbaik di Dunia dan di Indonesia