Daftar isi
Jakarta, Senja News – Sudah memasuki tahun 2022, itu berarti 2 tahun lagi akan diadakan pemilu 2024 untuk memilih Presiden Indonesia yang baru. Seperti yang diketahui, Joko Widodo adalah Presiden Indonesia yang telah menjabat 2 periode dengan wakilnya sekarang Ma‘ruf Amin.
Meski pemilihan umum akan diselenggarakan 2 tahun lagi, pemerintah sedari sekarang sudah mulai mengatur banyak hal, bertujuan mempersiapkan hajat besar ini. Namun, anggaran yang diajukan ternyata sangat tinggi hingga PAN mengkritiknya.
Juru bicara dari Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan, bahwa anggaran yang digunakan untuk Pemilu 2024 nanti di luar akal sehat. Karena jumlahnya mencapai 119 triliun rupiah.
PAN Ingin KPU dan Bawaslu Merevisi Jumlah Anggaran
Pemilu atau Pemilihan Umum yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setiap 5 tahun sekali. Tujuannya adalah untuk memilih Presiden dan wakilnya, serta para Dewan Perwakilan Rakyat.
Menjelang pemilihan umum tahun 2024, pemerintah sudah banyak melakukan persiapan dari sekarang. Salah satunya adalah dengan menyiapkan dana besar untuk acara tersebut.
Tapi, setelah anggaran tersebut diajukan, nominalnya mencapai 119 triliun rupiah. Angka yang sangat fantastis dalam mengadakan Pemilu.
Padahal, tujuan diadakannya Pilkada serentak adalah untung menghemat anggaran. Dipotong biaya besar tersebut agar lebih minim lagi pengeluarannya. Tapi baru diajukan saja, sudah di luar akal sehat.
Juru bicara PANa yaitu Viva memberikan pendapatnya mengenai jumlah dana pemilu nanti yang sangat tinggi itu. ia mengatakan bahwa, sangat boros. Diadakannya pemilu serentak demi efisiensi biaya, malah pengeluaran di luar dugaan.
Ia lalu menambahkan lagi bahwa jumlah tersebut tidak make sense, sangat boros dan tidak masuk akal. 119 triliun rupiah itu dfigunakan untuk apa saja? Ia juga heran dibuatnya.
Hal itulah yang mendorong Viva untuk meminta Komisi Pemilihan Umum dan juga Bawaslu, untuk memeriksa lagi jumlah biaya yang diajukan itu. 119 triliun rupiah, rinciannya apa saja.
Kalau bisa, anggarannya dikurangi lagi agar jauh lebih efisien. Dihitung ulang dengan sangat hati-hati. Hal yang mungkin tidak perlu, jangan dimasukkan ke anggaran.
Kalau bisa harganya jangan dilipat gandakan. Memang bisa dilebihkan sebagi dana urgent ketika sewaktu-waktu diperlukan. Namun, tidak sebanyak itu seharusnya.
Penjelasan Mengenai Anggaran Pemilu 2024 Nanti
Viva mendorong KPU dan Bawaslu untuk menghitung ulang anggarannya, dengan tujuan agar lebih rasional dan juga efisiwen. Karena dengan jumlah tersebut memang cukup tinggi.
Selain menyarankan untuk menghitung ulang, Juru Bicara PAN juga berpendapat lagi. ia menyarankan pihak KPU dan Bawaslu untuk lebih inovatif lagi dalam menyelenggarakan pemilu agar lebih hemat lagi.
Salah satu caranya adalah dengan melibatkan lembaga swadaya masyarakat. Serta teknik pengawasan pemilu yang lebih hemat lagi dari jumlah yang akan diajukan itu.
Jika biaya bisa diminimalisir dalam penyelenggaraan ini, tentu mencegah adanya tindakan korupsi di dalam Pemilu.
Jadi, bagaimana rinciannya mengenai anggaran 119 triliun tersebut. Memang sebelumnya Bawaslu dan KPU telah mengajukan anggaran dengan jumlah tersebut.
Nantinya mereka akan membaginya menjadi 86,3 triliun untuk pemilu dan 22,8 triliun sebagai anggaran pilkada. Kemudian, pemerintahan dan DRP keberatan dengan pengajuan atas biaya jumbo tersebut.
Mereka yang tidak setuju, langsung menyuruh pihak terkait untuk menghitungnya kembali. Agar nantinya pengeluaran bisa diminimalisir.
Lalu, ketua KPU, yaitu Ilham Saputra mengatakan bahwa anggaran yang besar itu nantinya digunakan untuk membangun kantor KPU daerah. Sebab, beberapa daerah memang masih menyewa ruko sebagai kantornya.
Ilham juga mengatakan bahwa anggaran tersebut belum pasti. Masih terbuka untuk diubah kembali. Jadi, KPU juga mengajak pemerintah dan DPR untuk berembuk membicarakan hal ini.
Baca juga : Belanja Besar Lagi, Barca Siapkan €60 Juta untuk Nabil Fekir