Daftar isi
Jakarta, Senja News – Hingga hari ini, Kamis 10 Februari 2022, ketegangan di desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah sepertinya belum mereda. Hal ini terlihat dengan masih ada petugas keamanan yang berjaga di sekitar wilayah tersebut.
Sebelumnya, pada Selasa 8 Februari 2022 viral sebuah video yang memperlihatkan konflik antara warga desa Wadas dengan aparat gabungan dari TNI dan Polisi. Hal ini dipicu dari adanya rencana proyek pembangunan bendungan yang ada di desa tersebut.
Dalam kejadian tersebut, puluhan warga desa Wadas juga dilaporkan ditangkap oleh aparat. Hal ini sempat membuat warganet heboh sehingga tagar #SaveWadas ramai di media sosial hingga memicu berbagai komentar dari masyarakat.
Menurut berita beredar, warga yang ditangkap tersebut merupakan warga dari kelompok menolak terhadap proyek tersebut. Warga tersebut menolak lahannya dibebaskan untuk proyek penambangan batu andesit yang mencapai 124 hektar.
Perlu diketahui, batu andesit ini nantinya akan digunakan sebagai material untuk membangun waduk di desa tersebut. Akan tetapi warga menolak karena khawatir aktivitas penambangan akan merusak mata air yang sawah mereka.
Proyek Waduk Bener di Kawasan Purworejo
Berdasarkan data dari Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Waduk Bener yang menjadi akar konflik ini merupakan waduk yang berada di kawasan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Menurut rencana, waduk ini dimanfaatkan untuk mengairi sawah dengan perkiraan luas 15.069 hektar. Hal ini sebagaimana program pemerintah yang akan memperbanyak waduh dengan tujuan untuk mendukung proyek ketahanan pangan.
Waduk Bener juga diharapkan mampu mengurangi debit banjir sebesar 210 meter kubik per detik. Selain itu, waduk ini juga akan menyediakan air baku sebanyak 1.60 meter per detik serta menghasilkan listrik sebesar 6 MW.
Nama Waduk Bener sendiri diambil dari lokasinya yang terdapat di Kecamatan Bener. Sedangkan pemilik proyek ini sendiri adalah Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak yang ada di bawah naungan Ditjen Sumber Daya Air PUPR.
Lokasi pembangunan proyek Waduk Bener sendiri berada di desa Wadas yang menjadi lokasi konflik antara warga dan aparat gabungan TNI dan Polri. Meskipun sempat ada yang ditangkap, kabarnya saat ini seluruh warga tersebut sudah dibebaskan kembali.
Kronologi Konflik di Desa Bener
Sebelum konflik terjadi, terlihat tim dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) datang ke lokasi dengan didampingi oleh aparat gabungan TNI dan Polisi. Saat kunjungan tersebut terdapat sekitar 250 aparat gabungan TNI, Polri dan Satpol serta 70 petugas BPN serta Dinas Pertanian.
Kedatangan petugas dan aparat gabungan tersebut bertujuan untuk melakukan pengukuran dan penghitungan tanaman tumbuh yang bakal menjadi proyek pembangunan Waduk Bener tersebut.
Menurut Kombes Pol M Iqbal, pendampingan oleh polisi dan TNI ini dilakukan setelah adanya audiensi antara Kelapa Kanwil BPN Jateng dengan Kapolda Jateng. Hal ini berkaitan dengan agenda pengukuran dan perhitungan lahan yang akan dilakukan di lokasi tersebut.
Berdasarkan permohonan tersebut, selanjutnya Kapolda Jateng berkoordinasi dengan stakeholder berkaitan untuk mendukung pelaksanaan pengukuran tanah yang akan dilakukan oleh tim BPN di desa Wadas.
Pada saat akan dilakukan pengukuran, terdapat beberapa warga yang menolak dan tidak terima dengan kedatangan petugas. Alhasil beberapa warga terpaksa diamankan karena dianggap menjadi profokator dan mengancam keselamatan petugas karena membawa senjata tajam.
Hingga saat ini, ketegangan di desa Wadas memang belum sepenuhnya terkendali. Akan tetapi warga yang sempat ditangkap telah dibebaskan. Selain itu, pemerintah juga akan melakukan peninjauan ulang terhadap kasus ini untuk menghindari konflik berkepanjangan.
Baca juga : Bisnis Sampingan Yang Bisa Dilakukan Freelance Sambil Kuliah