Berita Olahraga, Senja News – Pada gelaran Piala Presiden saat mempertemukan Persib dan Persebaya harus diiringi dengan kabar duka karena adanya bobotoh yang tewas akibat terdorong-dorong dan terinjak-injak karena penonton yang hadir pada malam itu diperkirakan 40 ribu orang.
Padahal kapasitas maksimal untuk GBLA, tempat terselenggaranya pertandingan tersebut adalah 15 ribu saja. Sistem dari penyelenggaraan Sepakbola di Indonesia memang masih banyak kekurangannya hingga menyebabkan nyawa seseorang harus melayang.
PT LIB (Liga Indonesia Baru) menyoroti tragedi ini dan akan melakukan evaluasi untuk mencegah kejadian yang sama terulang lagi terutama pada saat Liga 1 nanti yang diperkirakan akan dimulai Juli nanti.
PT LIB juga menjelaskan operatornya akan berusaha untuk membangun sistem yang mengedepankan keamanan bagi suporter bola saat akan mendukung tim favoritnya masing-masing.
Pada Jumat (17/06/2022) Sopiana Yusup dan Ahmad Solihin harus meregang nyawa karena berdesakan dan terinjak-injak saat akan masuk ke stadion GBLA (gelora bandung lautan api). Hal tersebut diduga karena kelalaian pihak penyelenggara saat menjalankan tugas sehingga membuat massa tidak terkendali.
PSSI juga segera mengambil tindakan terkait masalah ini yang sampai membuat dua suporter bola tewas. Melalui komite disiplin pihak penyelenggara Piala Presiden 2022 tersebut akan segera mengambil keputusan untuk para panitia yang telah lalai menjalankan tugasnya dengan baik.
Selain itu buntut panjang dari tewasnya bobotoh juga membuat lanjutan laga pada Grup C yang diadakan di Kota Bandung akan segera dipindahkan ke Stadion Jalak Harupat tanpa dihadiri penonton.
Baca juga : Kemendikbud Undang Para Lulusan D4-S1 Jadi Guru Melalui Program PPG