Jakarta, Senja News – Presiden republik Indonesia yaitu Joko Widodo mengakui pesimis mengenai perubahan iklim dunia. Sebab beliau berkata bahwa perubahan iklim dunia tidak dapat dicegah apabila tidak menggunakan aksi nyata.
Salah satu tantangan yang akan dihadapi yaitu kesulitan transisi ke energi yang ramah lingkungan. Hal ini sendiri dikatakan oleh Jokowi dalam pidato pembukaan sidang inter-parliamentary union ke-144 di Bali.
Sebab jika ingin melakukan perubahan iklim maka harus melakukan transisi energi. Jokowi juga memberikan contoh adalah transisi energi dari yang awalnya menggunakan energi fosil ke energi baru terbarukan.
Energi batubara sendiri termasuk dalam kelompok energi terbarukan. Walaupun terlihat mudah tetapi saat mempraktikkannya sangat sulit. Apalagi hal ini sangat sulit dilakukan oleh negara yang masih berkembang.
Jokowi Mengaku Sangat Pesimis
Jika berbicara mengenai masalah ini maka tidak bisa dipisahkan dari soal pendanaan iklim. Investasi dalam renewable energy dan transfer teknologi memiliki peran besar dalam mencegah perubahan iklim.
Bahkan Jokowi mengaku pesimis dimana tempat 3 hal tersebut maka perubahan iklim tidak bisa dicegah. Jadi untuk Mengatasi hal tersebut maka perlu pendanaan iklim global yang dilakukan secara serius dan harus didukung oleh internasional.
Sebab walaupun hal ini dibicarakan dari tahun ke tahun dan tidak ada pergerakan dan tidak ada keputusan maka Jokowi pesimis mengenai perubahan iklim di mana tidak bisa dicegah sama sekali.
Jokowi juga mengatakan bahwa perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini sudah semakin mengerikan. Bahkan negara lainnya yang ada di dunia bisa merasakan dampak dari perubahan iklim ini.
Baca juga : Menurut Inggris, Rusia Gagal Menguasai Langit Ukraina