Jakarta, Senja News – Anwar Abbas, seorang pendakwah dan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), secara terbuka ia mengkritik mengenai desain baru dari logo halal baru keluaran dari Kementrian Agama.
Jika dilihat dari penampakannya, memang itu jelas mengedepankan artistik dari sebuah lambang budaya lokal, dari pada menonjolkan huruf Arab seperti logo sebelumnya. Ia mengatakan, banyak orang tidak tahu apakah itu tulisan halal atau bukan.
Hal itu dikarenakan desainnya terlalu mengedepankan artistik bertema kebudayaan. Hal itu jelas merujuk pada kepentingan pihak yang ingin mengedepankan masalah budaya bangsa. Dan Anwar sangat menyayangkan kata MUI sudah hilang dalam logo baru.
Anwar Mengatakan, Masyarakat Juga Protes
Logo halal memang selama ini terdapat tulisan MUI. Tapi setelah ada desain baru, kata MUI sudah tidak ada. Padahal pada saat perundingan, ada 3 hal yang harus ditonjolkan dalam logo baru, yaitu BPJPH, MUI, dan Halal.
Protes tersebut juga tidak hanya dirinya pribadi saja. Namun, masyarakat juga melakukan kritik tersebut.
Mereka mengatakan bahwa logo baru itu seperti gambar gunungan yang biasa ada dalam pewayangan Jawa. Itu tidak ada kata halal dan tulisan Arabnya tidak ada.
Ia juga mengatakan bahwa logo baru ini bukan menampilkjan sisi kearifan nasional. Tapi lebih ke arah terjerumus pada kearifan lokal.
Karena pada dasarnya kebudayaan Indonesia itu tidak hanya dari Jawa saja. Tapi dari banyak suku. Maka, dari logo baru tersebut sudah jelas terkesan tidak adil karena hanya condong pada satu kebudayaan saja.
Baca juga : China Mencatat Rekor Tertinggi Covid-19 Dalam 2 Tahun